
Militer Israel di Gaza (Foto: Reuters)
Yerussalem, Jurnas.com - Militer Israel menyerukan agar gencatan senjata dengan Palestina dilanjutkan, usai serangan udara Israel di Gaza menewaskan 26 warga Palestina.
Serangan tersebut terjadi setelah dua militer Israel dalam sebuah serangan sebelumnya, meskipun kedua negara dalam situasi gencatan senjata yang didamaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dikutip dari Reuters pada Senin (20/10), militer Israel mengatakan pihaknya menyerang target-target Hamas di seluruh Gaza, termasuk komandan lapangan, orang-orang bersenjata, sebuah terowongan dan depot senjata, setelah militan meluncurkan rudal anti-tank dan menembaki pasukannya.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk setidaknya seorang perempuan dan seorang anak, menurut warga setempat dan otoritas kesehatan. Setidaknya satu serangan menghantam bekas sekolah yang menampung para pengungsi di wilayah Nuseirat.
"Kita harus melihat apa yang terjadi. Kita ingin memastikan bahwa semuanya akan berjalan sangat damai dengan Hamas," kata Trump.
Sementara itu, sayap bersenjata Hamas mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata, tidak mengetahui adanya bentrokan di Rafah, dan tidak melakukan kontak dengan kelompok-kelompok di sana sejak Maret.
Wakil Presiden AS, James David Vance tidak menyebutkan serangan Israel saat berbicara kepada wartawan, tetapi mengatakan ada sekitar 40 sel Hamas yang berbeda dan belum ada infrastruktur keamanan yang tersedia untuk mengonfirmasi pelucutan senjata mereka.
"Beberapa sel tersebut mungkin akan menghormati gencatan senjata. Banyak sel tersebut, seperti yang kita lihat beberapa buktinya hari ini, tidak akan menghormatinya," ujar dia.
KEYWORD :Militer Israel Gencatan Senjata Serangan Palestina Donald Trump