
Ilustrasi - Setiap 19 Oktober, dunia memperingati Hari Aksi Kemanusiaan Sedunia atau World Humanitarian Action Day (Foto: Pexels/Samuel Peter)
Jakarta, Jurnas.com - Setiap 19 Oktober, dunia memperingati Hari Aksi Kemanusiaan Sedunia atau World Humanitarian Action Day. Peringatan ini menjadi momen penting untuk menghormati para relawan dan pekerja kemanusiaan yang gugur saat menjalankan tugas mulianya.
Meski tak sepopuler Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus, peringatan Hari Aksi Kemanusiaan pada 19 Oktober ini lahir dari semangat yang sama, yakni solidaritas global dalam menghadapi krisis. Hari ini ditujukan secara khusus untuk mengenang para martir kemanusiaan yang mengorbankan nyawa demi menolong sesama.
Sejarahnya berakar dari tragedi berdarah di markas besar PBB, Bagdad, Irak, pada 19 Agustus 2003. Serangan bom yang menewaskan puluhan staf PBB itu menjadi titik balik lahirnya gelombang dukungan bagi pekerja kemanusiaan di seluruh dunia.
PBB lalu menetapkan 19 Agustus sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia pada tahun 2009, sebagai penghormatan terhadap korban. Namun, komunitas global terus memperluas gerakan ini melalui peringatan tambahan pada 19 Oktober, dengan fokus lebih kuat pada aksi nyata di lapangan.
Momentum ini dikawal oleh kelompok relawan internasional bernama Messengers of Humanity, yang ingin memastikan bahwa semangat kemanusiaan tetap hidup. Mereka mendorong agar peringatan tidak hanya bersifat simbolis, melainkan juga menginspirasi gerakan kolektif lintas negara.
Setiap tahun, Hari Aksi Kemanusiaan Sedunia menjadi panggung untuk mengangkat kisah para relawan yang bekerja di garis depan, sering kali tanpa sorotan media. Mereka hadir di zona konflik, wilayah bencana, dan daerah yang nyaris terlupakan, membawa bantuan, harapan, dan keberanian.
Bagi banyak pihak, peringatan ini bukan hanya bentuk penghormatan, tapi juga seruan moral. Ketika negara atau sistem gagal menjawab kebutuhan masyarakat, para relawan dan organisasi kemanusiaan sering kali menjadi harapan terakhir.
Pesan yang diusung pun cukup konsisten, yakni menjaga martabat manusia, meringankan penderitaan, dan menyelamatkan nyawa tanpa membedakan ras, agama, gender, atau latar belakang politik. Prinsip ini menjadi fondasi dari setiap gerakan kemanusiaan yang bertahan hingga kini.
Berbagai kampanye pernah digagas untuk memperkuat semangat ini, mulai dari "People Helping People" yang diluncurkan PBB pada 2011, hingga "The World Needs More" yang mengajak sektor swasta mendanai kata-kata aksi. Tujuannya sama, menjadikan kemanusiaan sebagai tanggung jawab bersama.
Di tengah dunia yang masih dilanda perang, kelaparan, dan bencana, Hari Aksi Kemanusiaan Sedunia mengingatkan bahwa kepedulian tak boleh padam. Melalui peringatan ini, dunia diajak untuk tidak melupakan mereka yang telah berjuang, dan menyalakan kembali semangat untuk ikut ambil bagian. (*)
KEYWORD :Hari Aksi Kemanusiaan Sedunia 19 Oktober Sejarah Hari Aksi Kemanusiaan