
Ilustrasi - Sedang olahraga atau aktivitas fisik (Foto: Ant)
Jakarta, Jurnas.com - Sebuah studi baru dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menunjukkan bahwa bergerak selama lima menit sehari bisa menurunkan atau mengurangi risiko demensia. Temuan ini memberikan harapan baru di tengah tuntutan olahraga yang sering dianggap terlalu tinggi oleh banyak orang.
Selama ini, anjuran aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu membuat sebagian besar orang menyerah sebelum mencoba. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat kesehatan sudah bisa diraih bahkan dengan durasi yang jauh lebih rendah.
Penelitian ini melibatkan hampir 90.000 orang dewasa di Inggris yang mengenakan alat pelacak gerak selama satu minggu. Data yang dikumpulkan memungkinkan peneliti mengukur intensitas dan durasi gerakan secara akurat, tanpa bergantung pada ingatan partisipan.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang bergerak antara 35 hingga 69 menit per minggu mengalami penurunan risiko demensia hingga 60 persen. Sementara mereka yang bergerak lebih dari 140 menit per minggu memiliki risiko 69 persen lebih rendah dibanding yang sama sekali tidak aktif.
Yang menarik, manfaat ini tetap terlihat bahkan pada kelompok lansia yang sudah dianggap rapuh secara fisik. Artinya, sekalipun seseorang sudah memiliki keterbatasan, tetap ada manfaat nyata dari aktivitas ringan setiap hari.
Penurunan risiko tidak hanya terjadi pada mereka yang bugar, melainkan juga pada orang dengan kondisi fisik menurun seperti lemah otot atau berjalan lambat. Ini menegaskan bahwa aktivitas ringan tetap bisa berdampak positif tanpa harus menunggu tubuh dalam kondisi ideal.
Peneliti utama, Dr. Amal Wanigatunga, mengatakan bahwa langkah kecil tetap berarti jika dilakukan secara konsisten. "Temuan kami menunjukkan bahwa meningkatkan aktivitas fisik, bahkan hanya selama lima menit per hari, dapat mengurangi risiko demensia pada lansia," ujar Wanigatunga.
Selain menurunkan risiko demensia, aktivitas fisik juga bisa meningkatkan kesehatan otak lewat peningkatan aliran darah dan pengurangan peradangan. Latihan aerobik moderat bahkan terbukti meningkatkan volume hippocampus, bagian otak yang penting untuk memori, hingga dua persen dalam setahun.
Peningkatan tersebut juga berkaitan dengan naiknya kadar BDNF, protein yang membantu pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel otak. BDNF ini diyakini menjadi salah satu kunci dalam menjaga daya ingat dan kemampuan belajar seiring bertambahnya usia.
Walau studi ini bersifat observasional dan bukan uji klinis, peneliti telah melakukan berbagai penyesuaian untuk memastikan hasilnya tidak bias oleh penurunan kognitif yang sudah mulai terjadi. Termasuk mengeluarkan kasus-kasus demensia yang muncul terlalu awal dalam periode pengamatan. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Pencegahan demensia Manfaat olahraga Pergerakan fisik Kesehatan otak