
Ilustrasi - Sidik jari koala mirip punya manusia, teka-teki evolusi yang belum terpecahkan (Foto: Earth)
Jakarta, Jurnas.com - Sidik jari bukan cuma milik manusia. Koala, hewan ikonik Australia, ternyata juga memilikinya, dan bentuknya hampir identik dengan sidik jari manusia. Temuan unik ini menantang para ilmuwan dan menantang teori evolusi yang selama ini diyakini.
Saat diamati di bawah mikroskop, sidik jari koala memperlihatkan pola spiral, lengkung, dan pusaran yang sangat mirip dengan manusia. Bahkan, dalam konteks forensik, sidik jari koala bisa dengan mudah tertukar dengan manusia, meski peluang itu sangat kecil terjadi di dunia nyata.
Kenapa Koala Punya Sidik Jari?
Penelitian dari tahun 1990-an yang dilakukan Maciej Henneberg, antropolog dari University of Adelaide, menemukan bahwa hanya koala di antara hewan berkantung (marsupial) yang memiliki sidik jari. Sepupu terdekatnya seperti kanguru dan wombat tidak menunjukkan ciri ini.
Koala kemungkinan mengembangkan sidik jari sebagai respons terhadap kebutuhan mereka yang unik, di antaranya ialah memanjat pohon dan memilih daun eucalyptus yang sangat spesifik. Sidik jari membantu meningkatkan cengkeraman dan sensitivitas sentuhan, itu penting untuk keseimbangan dan pemilihan makanan.
Lantas, bagaimana mungkin spesies yang begitu jauh dari manusia memiliki ciri yang begitu spesifik?
Sidik Jari Koala Mirip Punya Manusia, Tapi Tak Berkerabat
Manusia dan koala berpisah di pohon evolusi lebih dari 100 juta tahun lalu. Jadi, kesamaan ini bukan karena warisan nenek moyang, melainkan hasil dari konvergensi evolusi – proses di mana spesies berbeda mengembangkan solusi serupa untuk tantangan yang mirip.
Seperti lumba-lumba dan hiu yang sama-sama ramping untuk berenang cepat, koala dan manusia sama-sama mengembangkan sidik jari untuk fungsi sentuhan dan kontrol.
Selama ini, banyak yang mengira sidik jari berfungsi untuk meningkatkan gesekan dan cengkeraman. Tapi riset terbaru justru menunjukkan sebaliknya: permukaan beralur malah mengurangi kontak langsung, tapi menyebarkan kelembapan dari keringat secara efisien – mencegah tergelincir baik saat kering maupun basah.
Selain itu, sidik jari memperkuat kemampuan merasakan tekstur. Getaran mikro saat menyentuh permukaan diteruskan ke saraf-saraf halus di bawah kulit. Sensasi ini menjadi dasar teknologi di bidang prostetik dan layar sentuh modern.
Ketika Evolusi Mengulang Pola
Sidik jari koala bukan sekadar keunikan biologis. Ia adalah contoh betapa evolusi bisa menemukan pola yang sama berulang kali – solusi cerdas dari alam terhadap kebutuhan akan presisi, pegangan, dan sentuhan.
Dalam guratan halus di ujung jari koala, tersembunyi cerita panjang jutaan tahun evolusi. Bukan hanya tentang siapa mereka, tapi juga bagaimana alam bekerja dengan cara yang tak terduga – dan sering kali, penuh keindahan. (*)
Penelitian ini telah dipublikasikan di naturalSCIENCE via Archive.org and ScienceDirect. Sumber: Earth
KEYWORD :Keunikan Koala Sidik Jari Konvergensi Evolusi Sidik jari koala