
Ilustrasi - Minuman fermentasi seperti kombucha dan kefir (Foto: GETTY IMAGES/Alvarez)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam beberapa tahun terakhir, minuman fermentasi seperti kombucha dan kefir semakin populer di kalangan masyarakat yang peduli akan gaya hidup sehat.
Klaim tentang manfaat mereka untuk kesehatan usus sering terdengar, tetapi dari dua pilihan tersebut, mana yang benar-benar lebih baik untuk usus? Untuk menjawabnya, mari kita lihat lebih dalam dari sisi ilmiah, manfaat, dan kelemahan masing-masing.
Kombucha adalah minuman fermentasi yang terbuat dari teh manis (biasanya teh hitam atau hijau) yang difermentasi menggunakan kultur simbiotik bakteri dan ragi yang dikenal sebagai SCOBY.
Selama fermentasi, gula dalam teh diubah menjadi asam-asam organik, gas karbondioksida, dan senyawa mikroba lain. Kombucha kaya akan probiotik dan antioksidan, yang diyakini membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus dan menekan pertumbuhan bakteri yang merugikan.
Sementara itu, kefir adalah minuman fermentasi susu (atau susu nabati pada varian non-susu) yang menggunakan biji kefir sebagai kultur starter. Kefir menghasilkan campuran mikroorganisme, bakteri asam laktat dan ragi serta senyawa bioaktif lainnya. Kandungan probiotik dalam kefir cenderung lebih kaya dan beragam dibanding banyak minuman fermentasi lain.
Dari segi manfaat terhadap usus, baik kombucha maupun kefir menawarkan potensi positif. Kombucha bisa membantu mengurangi disbiosis usus (ketidakseimbangan mikrobiota) dan mengendalikan peradangan usus sebagaimana ditemukan dalam penelitian pada hewan, yang menunjukkan bahwa konsumsi kombucha mampu mengurangi stres oksidatif dan inflamasi serta memperbaiki profil mikrobiota usus.
Namun, bukti pada manusia masih terbatas, dan beberapa studi menyebut bahwa manfaat kombucha terhadap pencernaan mungkin serupa dengan probiotik atau makanan fermentasi lainnya.
Kefir, di sisi lain, telah lebih banyak diteliti dan menunjukkan efek positif yang lebih konsisten pada sistem pencernaan manusia. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa konsumsi kefir harian menyebabkan perubahan yang dapat terdeteksi pada mikrobiota usus dan metabolom urin, menunjukkan bahwa minuman ini memang mampu memengaruhi ekosistem mikroba usus.
Selain itu, kefir sering dianggap sebagai “yogurt abad ke-21” karena kemampuannya menyediakan protein, kalsium, vitamin B12, dan mikroba probiotik dalam satu paket.
Jika dibandingkan secara langsung, kefir unggul dalam beberapa aspek. Kefir cenderung memiliki lebih banyak mikroba probiotik, lebih padat nilai gizi (seperti protein dan kalsium), dan telah diteliti lebih luas untuk manfaat pencernaan. Kombucha memang mungkin lebih ringan (kurang kalori) dan bebas susu (non-dairy), sehingga cocok bagi orang yang tidak toleran laktosa.
Meski begitu, konsumsi kombucha tidak tanpa risiko. Karena sifatnya yang asam dan kandungan gula yang tersisa setelah fermentasi, konsumsi berlebih bisa memicu iritasi lambung atau kerusakan gigi.
Selain itu, bila fermentasi dilakukan dengan teknik yang kurang higienis, kontaminasi mikroba berbahaya bisa terjadi. Kombucha juga cenderung memiliki kandungan alkohol sangat kecil (dalam produk komersial dikontrol < 0,5 %) yang harus diperhatikan untuk konsumen sensitif.
Kefir pun bukan tanpa kemungkinan efek samping. Bagi orang yang memiliki intoleransi laktosa atau alergi susu, kefir berbasis susu bisa menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan.
Beberapa laporan menyebut bahwa konsumsi berlebihan dapat menimbulkan gas, kembung, atau diare sementara bagi sebagian orang.
Jadi, mana yang lebih baik untuk usus? Berdasarkan bukti saat ini, kefir tampaknya memiliki keunggulan dalam dukungan pencernaan karena kandungan probiotik yang lebih kaya dan penelitian yang lebih matang.
Kombucha tetap menjadi alternatif menarik bagi mereka yang mencari minuman fermentasi non-susu atau lebih ringan, asalkan dikonsumsi dengan hati-hati dan memperhatikan kebersihan serta dosis.
Bagi pembaca yang tertarik mencoba, penting untuk memulai dalam jumlah kecil, memperhatikan respons tubuh, dan jika memiliki kondisi medis khusus (misalnya gangguan usus, gangguan sistem imun, alergi susu), sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan tenaga medis.
Kombucha maupun kefir sebaiknya dianggap sebagai pelengkap pola makan yang sehat, bukan obat tunggal untuk menjaga kesehatan usus.
KEYWORD :Minuman fermentasi Kombucha vs Kefir Minuman probiotik Kesehatan usus