Jum'at, 17/10/2025 01:45 WIB

Musim Sakit, Kapan Anak Perlu Diberi Obat saat Demam?

Sedang musim sakit, ini waktu yang pas untuk memberikan obat demam pada anak

Ilustrasi - ini waktu yang disarankan oleh dokter untuk memberi obat demam pada anak yang sedang sakit (Foto: iStockphoto)

Jakarta, Jurnas.com - Musim sakit kembali melanda. Dalam beberapa pekan terakhir, banyak orang tua melaporkan anak mereka mulai mengalami demam, batuk, dan pilek.

Meski gejala demam sering kali membuat khawatir, para dokter anak menegaskan bahwa tidak semua demam harus segera diobati dengan obat penurun panas.

Demam sejatinya merupakan respon alami tubuh terhadap infeksi atau gangguan tertentu. Menurut pedoman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak dikatakan demam apabila suhu tubuhnya mencapai 38 derajat Celsius atau lebih saat diukur di lipatan ketiak.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, reaksi setelah imunisasi, tumbuh gigi, atau peradangan ringan. Dalam banyak kasus, demam ringan dapat sembuh dengan istirahat cukup dan asupan cairan yang memadai tanpa perlu obat-obatan.

Meski demikian, pemberian obat penurun panas dapat dilakukan ketika suhu tubuh anak sudah mencapai 38 derajat Celsius atau lebih, terutama bila anak tampak tidak nyaman, rewel, lemas, atau menolak makan dan minum.

Dokter anak menyarankan agar orang tua tidak hanya mengandalkan perasaan tangan untuk menilai panas tubuh anak, tetapi selalu menggunakan termometer agar hasil pengukuran lebih akurat.

“Obat seperti paracetamol bisa diberikan ketika suhu sudah mencapai 38 derajat atau anak terlihat tidak nyaman. Tujuannya bukan untuk menurunkan demam secepat mungkin, melainkan agar anak merasa lebih nyaman,” ujar salah satu dokter spesialis anak, dikutip dari laman IDAI pada Kamis (16/10).

Sebelum memberi obat, orang tua dianjurkan untuk memastikan anak beristirahat cukup dan tidak mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal karena justru dapat menaikkan suhu tubuh.

Anak juga sebaiknya diberi cukup cairan, baik air putih, ASI, maupun susu formula, agar tidak mengalami dehidrasi. Kompres hangat di bagian dahi, ketiak, atau lipatan paha juga dapat membantu menurunkan suhu tubuh secara alami.

Namun, tidak semua kondisi dapat ditangani di rumah. IDAI mengingatkan agar orang tua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan apabila demam disertai gejala berat seperti kejang, sesak napas, muntah berulang, ruam di kulit, tampak sangat lemas, atau demam yang berlangsung lebih dari tiga hari.

Bayi berusia di bawah tiga bulan dengan suhu tubuh tinggi juga perlu segera diperiksa oleh dokter karena sistem kekebalannya belum sempurna.

Para ahli juga menekankan agar orang tua tidak sembarangan mencampur dua jenis obat penurun panas, seperti paracetamol dan ibuprofen, karena hal tersebut dapat menimbulkan risiko kesalahan dosis.

Selain itu, mencampur obat dengan makanan atau minuman manis juga tidak disarankan karena bisa memengaruhi efektivitas obat.

Pada akhirnya, demam bukanlah musuh yang harus segera dihilangkan, melainkan tanda bahwa tubuh anak sedang berusaha melawan infeksi.

Pemberian obat penurun panas sebaiknya dilakukan dengan bijak, hanya ketika suhu tubuh benar-benar tinggi atau anak tampak tidak nyaman. Dengan pemantauan yang cermat dan perawatan yang tepat, sebagian besar demam pada anak dapat sembuh tanpa komplikasi berarti.

KEYWORD :

Musim Sakit Anak Demam Obat Demam Dokter Anak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :