Rabu, 15/10/2025 22:55 WIB

Indonesia Harus Tampilkan Jati Diri di Dunia, Jangan Tergilas Globalisasi

Dengan berpegang pada nilai-nilai luhur dan identitas nasional, bangsa ini akan mampu menghadapi tantangan global, bukan menjadi korban darinya.

Pengamat HI dari Unas, Hendra Maujana Saragih. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pengamat Hubungan Internasional Universitas Nasional (UNAS), Hendra Maujana Saragih, menekankan pentingnya memperkuat jati diri bangsa Indonesia di kancah global agar tidak kehilangan arah dalam pusaran globalisasi. Ia menyebut bahwa Indonesia memiliki banyak figur besar di panggung dunia yang menjadi bukti nyata kapasitas bangsa ini untuk dihormati secara internasional.

“Indonesia punya warga negara yang menjadi contoh konkret penguat jati diri bangsa. Dari Adam Malik yang pernah memimpin Sidang Umum PBB tahun 1971, Muchtar Kusumaatmadja dengan konsep Wawasan Nusantara, hingga Retno Marsudi sebagai perempuan pertama yang menjadi Ketua Dewan Keamanan PBB tahun 2019–2020,” ujar Hendra dalam Diskusi Konstitusi dan Demokrasi Indonesia bertema “Memperkuat Jati Diri Bangsa di Mata Dunia melalui Fungsi Kebangsaan MPR RI”, yang digelar oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen bersama Biro Humas dan Sistem Informasi MPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/10).

Hendra menyebut, tokoh-tokoh tersebut adalah representasi bagaimana bangsa Indonesia pernah disegani di panggung diplomasi dunia. Namun, ia mengingatkan bahwa generasi muda kini perlu membangun kembali kesadaran atas jati diri bangsa yang mulai luntur di era modern.

“Saya selalu tanya ke mahasiswa saya, di mana mereka ingin menjadi diplomat. Banyak menjawab ingin di Korea karena ada K-pop, atau di Rusia karena presiden yang berwibawa. Artinya, orientasi mereka mulai keluar dari akar jati diri bangsa sendiri,” katanya.

Menurutnya, bangsa adalah identitas kolektif yang mencerminkan karakter unik, dan Indonesia sejatinya memiliki keunggulan khas dari nilai-nilai Pancasila, sejarah perjuangan bangsa, hingga kekayaan budaya dan bahasa yang menjadi alat pemersatu nasional.

“Kalau kita bicara jati diri, jangan hanya berhenti di wacana. Harus dikritisi: apakah kita benar-benar sudah merdeka secara politik dan ekonomi? Apakah nilai-nilai Pancasila masih menjadi pegangan utama kita?” tegas Hendra.

Ia menilai, tantangan terbesar Indonesia saat ini bukan hanya soal ekonomi atau politik, tetapi hilangnya kesadaran terhadap nilai-nilai dasar yang membentuk karakter bangsa. Apalagi, diakui Hendra bahwa menjaga keutuhan dan persatuan itu tidak mudah, malau tidak memahami jati diri bangsa.

"Kita akan mudah tergilas oleh arus globalisasi. Tetapi, dengan berpegang pada nilai-nilai luhur dan identitas nasional, bangsa ini akan mampu menghadapi tantangan global, bukan menjadi korban darinya,” pungkasnya. 

 

KEYWORD :

Hendra Maujana Saragih Pengamat HI Universitas Nasional diplomasi dunia jati diri bangsa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :