
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyoroti pentingnya memperkuat riset dan studi kebudayaan Indonesia dalam rangka memperluas kontribusi bangsa di bidang ilmu pengetahuan dan kerja sama budaya internasional.
Saat berkunjung ke National Museum of Ethnology (Minpaku) di Osaka, Fadli menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya dikenal karena kekayaan warisan budayanya, tetapi juga sebagai pusat pengetahuan yang aktif berperan dalam pengembangan studi kebudayaan dunia.
"Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Tetapi yang tak kalah penting adalah pengetahuan yang lahir dari kebudayaan itu sendiri. Melalui riset dan kerja sama akademik, kita memperdalam pemahaman tentang manusia, sejarah, dan peradaban," ujar Menbud pada Senin (13/10).
Dalam kunjungan tersebut, Menbud bertemu sejumlah akademisi Jepang yang telah lama mendalami kebudayaan Indonesia. Di antaranya Prof. Shota Fukuoka, Wakil Direktur Minpaku sekaligus etnomusikolog yang meneliti musik Sunda; Prof. Rintaro Ono, arkeolog maritim dan kurator pameran Asia–Oseania; Dr. Hiroyuki Imamura, etnolog yang meneliti seni bela diri tradisional pencak silat; serta Dr. Masami Okabe, peneliti tari dan budaya Jawa.
Diskusi yang berlangsung menitikberatkan pada peluang kerja sama riset lintas bidang, mulai dari etnomusikologi, tari, antropologi maritim, seni bela diri tradisional, hingga etnografi Nusantara. Dalam kesempatan itu, Menbud Fadli juga menjelaskan beberapa agenda riset dan kegiatan kebudayaan yang sedang dijalankan oleh kementeriannya.
"Saat ini kami tengah melakukan digitalisasi arsip budaya, pemugaran dan kajian situs megalitik Gunung Padang, serta memperdalam studi berbagai warisan budaya seperti wayang dan dokumentasi manik-manik Nusantara. Kami juga baru saja menyepakati pengembalian 28.131 fosil Koleksi Dubois dari Belanda sebagai bagian dari riset warisan prasejarah Indonesia," kata dia.
Minpaku dikenal sebagai lembaga riset antropologi dan etnologi terkemuka di Asia. Didirikan pada 1974 dan resmi dibuka untuk publik pada 1977, museum ini berada di kawasan bekas Expo 1970 Osaka, tempat Indonesia pertama kali ikut serta dalam ajang tersebut. Kini, Minpaku menaungi lebih dari 50 peneliti tetap dan memiliki koleksi etnografi dari berbagai penjuru dunia.
Dalam rangkaian kunjungannya, Menteri Fadli juga meninjau pameran khusus bertajuk `Humans and Boats: Maritime Life in Asia and Oceania` yang dikurasi oleh Prof. Rintaro Ono. Pameran tersebut menampilkan koleksi bahari dari Indonesia, mulai dari perahu tradisional dan artefak suku Bajau hingga lukisan perahu purba yang ditemukan di gua Maros dan Muna.
"Koleksi ini menunjukkan bahwa peradaban maritim Nusantara merupakan salah satu yang tertua dan berpengaruh di dunia. Laut bagi Indonesia bukan sekadar sumber daya, melainkan ruang budaya dan pengetahuan yang membentuk identitas kita," kata Menbud menerangkan.
Pertemuan antara Kementerian Kebudayaan dan para akademisi Jepang ini diharapkan memperkuat jaringan riset kebudayaan antara kedua negara, sekaligus membuka peluang bagi pengembangan studi lintas disiplin yang lebih luas di masa mendatang. (Zakiya/MAG)
KEYWORD :Menteri Kebudayaan Menbud Fadli Zon Studi dan Riset Kebudayaan