
Chairman of World Peace Forum/Chairman of CDCC, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin (tiga dari kanan) saat memberikan keterangan tentang penyelenggaraan The 9th World Peace Forum 2025 kepada media di Jakarta, Senin (13/10/2025). Foto: jurnas
JAKARTA, Jurnas.com - Ratusan tokoh dunia, baik dari dalam negeri maupun luar negeri direncanakan akan menghadiri World Peace Forum (WPF) ke-9 yang digelar oleh Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) di Jakarta, 9 hingga 11 November 2025.
"Sedikitnya 70 tokoh dari 18 negara telah menyatakan siap hadir di acara dwitahunan WPF ini. Ditambah 100 undangan dari dalam negeri dan sekitar 30 orang peninjau, sehingga total 200 orang akan hadir di forum perdamaian global ini," kata Chairman of World Peace Forum/Chairman of CDCC, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin kepada media di Jakarta, Senin (13/10/2025).
Prof. Din mengatakan, gelaran WPF ke-9 ini berkolaborasi dengan Cheng Ho Multi Culture Education Trust yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Tema WPC ke-9 ini Considering Wassatiyyat Islam and Tionghua for Global Collaboration, sebuah tema tentang solusi jalan tengah untuk mencapai perdamaian dunia," kata Prof. Din yang didampingi Steering Committee WPF 2025 Amb. Hajriyanto Y Thohari, MA., dan Amb. Dr. Rizal Sukma, serta Advisers WPF 2025 Amb. Yuli Mumpuni Widarso.
Prof. Din menjelaskan, beberapa tahun terakhir, kita sangat prihatin dengan krisis peradaban modern yang menunjukkan kekacauan global, ketidakpastian, dan kerusakan global yang akumulatif, diperparah oleh konflik berkepanjangan, kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan, diskriminasi, perang saudara, dan berbagai bentuk kekerasan di tingkat nasional, regional dan global.
Pandangan Barat tentang kemanusiaan dan peradaban modern telah menemukan titik baliknya tercermin pada kekecewaan masyarakat yang meluas.
"Oleh karena itu, peradaban Islam dan Asia sudah waktunya untuk diusulkan sebagai paradigma alternatif untuk menemukan kembali nilai perdamaian, keadilan, dan koeksistensi," katanya.
Menurut Prof. Din, keduanya berakar pada moderasi, harmoni, dan saling menghormati.
"Wasatiyyat Islam merupakan ajaran inti Islam dan fondasi karakter Muslim sebagai Ummatan Wasathan, sebuah masyarakat yang adil, sejahtera, damai, inklusif, harmonis, berdasarkan ajaran dan moralitas Islam," tutur Prof. Din.
"Sementara itu, peradaban Tiong Hua yang sudah berabad-abad mewarnai pemikiran beragam bangsa di Asia diyakini dapat menjadi instrumen penyeimbang bagi perkembangan dunia yang lebih harmonis," imbuhnya.
The World Peace Forum atau Forum Perdamaian Dunia ini merupakan forum dwitahunan untuk dialog antarpemimpin dunia, pembuat kebijakan, pemimpin agama, akademisi, aktifis perdamaian, insan media, perempuan, pemuda, dan pebisnis.
Presiden Prabowo Subianto direncanakan akan membuka WPF ke-9 ini di Istana Kepresidenan.
Setelah pembukaan, WPF ke-9 akan dilanjutkan dengan World Leaders’ Panel yang diisi oleh beberapa tokoh pemimpin dunia, mantan pemimpin dunia, dan pemimpin organisasi internasional. Sesi ini akan diisi oleh Dato’ Seri Utama Anwar Ibrahim (Perdana Menteri Malaysia), Mr. Yoshihiko Noda (Perdana Menteri ke 62 Jepang), Madame Atifete Jahjaga (Presiden ke 4 Republik Kosovo), Mr. Rustam Minnikhanov (Presiden Republik Tatarstan, Federasi Rusia), Dr. M. Jusuf Kalla (Wakil Presiden ke 10 dan 12 Republik Indonesia), Mr. Wan Huning (Chairman the Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC), dan Sheikh Dr. Mohammed al-Issa (Sekretaris Jenderal the Muslim World League).
Sementara forum pleno akan mengangkat 3 tema penting yakni: (1) The Worldview of Wasatiyyat Islam & Tioung Hua, (2) Significance of Wasatiyyat and Tionghua for Global Civilization, (3) Viable Global Collaboration based on Wasatiyyat and Tionghua. Selain itu juga akan diselenggarakan 2 sesi khusus: (1) Meeting of the Advisory Council of Global Fulcrum of Wasatiyyat Islam dan (2) The Global Forum of Muslim Women (GFMM).
"Global Fulcrum of Wasatiyyat Islam ini diresmikan pada WPF ke-8 di Solo pada bulan November 2022 dan bertujuan untuk memperkuat konsep Wasatiyyat Islam dan mengimplementasikannya secara global. Sedangkan GFMM akan diselenggarakan pertama kalinya sebagai kerjasama pemikiran dan aksi pemimpin perempuan dari berbagai negara," jelas Prof. Din.
Berbeda dengan WPF terdahulu, dalam WPF ke-9 ini akan ada penyampaian Peace Messages dari para Peraih Nobel Perdamaian (the Nobel Peace Laureates), yang sudah diundang, yakni Mr. Jose Ramos Horta (Presiden Republik Demokrat Timor Leste dan Peraih Nobel Perdamaian tahun 1996), Mr. Kailash Satyarthi (Peraih Nobel Perdamaian tahun 2014), dan Mrs. Maria Ressa (Peraih Nobel Perdamaian tahun 2021).
Sesi dengan para Peraih Nobel Perdamaian ini diharapkan akan menjadi momen untuk memperbarui dan memperkuat komitmen semua pihak, terutama peserta dan komunitas WPF, untuk memperjuangkan dunia yang adil, damai, harmonis dan sejahtera.
Penyelenggaraan WPF ke-9 ini juga memdapat dukungan dari Menteri Kebudayaan Dr. Fadli Zon, SS, M.Sc., Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Ahmad Muzani, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., dan Gubernur DKI Jakarta, Dr. Ir. Pramono Anung, MM.
KEYWORD :World Peace Forum WPF 2025 CDCC Tionghua