Senin, 13/10/2025 14:55 WIB

Diet Ketogenik Bantu Lindungi Otak dari Risiko Alzheimer pada Tikus Betina

Diet Ketogenik Bantu Lindungi Otak dari Risiko Alzheimer, Terutama pada Perempuan

Ilustrasi Diet Ketogenik Bantu Lindungi Otak dari Risiko Alzheimer, Terutama pada Perempuan (Foto: Pexels/Anna Shvets)

Jakarta, Jurnas.com - Penelitian terbaru dari University of Missouri mengungkap bahwa diet ketogenik, yakni pola makan tinggi lemak dan sangat rendah karbohidrat, dapat melindungi fungsi otak pada tikus betina pembawa gen risiko Alzheimer, APOE4. Temuan ini membuka peluang pemanfaatan pola makan sebagai strategi perlindungan otak sejak dini, bahkan sebelum gejala kognitif muncul.

Ketika Otak Kehilangan Bahan Bakar Glukosa, Keton Hadir Sebagai Cadangan

Otak secara alami menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama. Namun, bagi pembawa gen APOE4—yang meningkatkan risiko Alzheimer—kemampuan otak untuk memetabolisme glukosa menurun lebih cepat, bahkan sejak usia muda. Di sinilah peran keton menjadi krusial.

Keton adalah molekul kecil yang diproduksi saat asupan karbohidrat sangat rendah. Mereka bisa menembus otak dan digunakan sebagai energi alternatif.

Hasil Menjanjikan pada Tikus Betina Pembawa Gen Risiko

Dalam studi 16 minggu yang melibatkan tikus jantan dan betina dengan gen APOE3 (netral) dan APOE4 (berisiko tinggi), para peneliti menemukan bahwa tikus betina APOE4 yang menjalani diet ketogenik menunjukkan peningkatan fungsi metabolisme otak dan perubahan mikrobioma usus yang menguntungkan.

Beberapa bakteri yang meningkat, seperti Lactobacillus johnsonii dan Lactobacillus reuteri, diketahui terkait dengan metabolisme energi yang sehat. Sementara itu, kadar senyawa penting di otak yang terkait dengan fungsi mitokondria—pabrik energi sel—juga menunjukkan normalisasi.

Menariknya, perubahan ini jauh lebih menonjol pada tikus betina dibanding jantan, mencerminkan bagaimana jenis kelamin dan genetik dapat memengaruhi efektivitas intervensi nutrisi.

Apa Implikasinya bagi Manusia?

Meski penelitian ini dilakukan pada hewan, data sebelumnya menunjukkan bahwa keton juga bermanfaat pada manusia. Dalam uji klinis terhadap penderita gangguan kognitif ringan (MCI), konsumsi minuman keton berbasis trigliserida rantai sedang (MCT) meningkatkan performa kognitif dan penggunaan energi otak.

Namun, penting diingat: minuman keton berbeda dengan pola makan ketogenik penuh. MCT bisa meningkatkan keton tanpa perlu pembatasan karbohidrat ekstrem seperti dalam diet keto klasik.

Kenapa Fokus Pada Perempuan?

Data menunjukkan bahwa gen APOE4 lebih berdampak buruk pada perempuan dibanding laki-laki. Hormon, cara tubuh memetabolisme lemak dan glukosa, serta status menopause dapat memengaruhi efektivitas diet tinggi lemak. Karena itu, personalisasi diet berdasarkan genetik, jenis kelamin, dan usia menjadi pendekatan yang menjanjikan.

“Daripada mengharapkan satu solusi bisa berlaku untuk semua orang, akan lebih baik jika mempertimbangkan berbagai faktor seperti genotipe, mikrobioma usus, jenis kelamin, dan usia seseorang,” ujar Dr. Ai-Ling Lin, profesor di University of Missouri School of Medicine.

Peluang dan Tantangan ke Depan

Penelitian ini menegaskan pentingnya pola makan dalam menjaga metabolisme otak, namun bukan tanpa catatan. Diet ketogenik memerlukan pengawasan, terutama bagi mereka dengan kondisi medis tertentu. Adaptasi awal bisa memicu kelelahan, gangguan pencernaan, dan perubahan profil lipid.

Langkah selanjutnya adalah studi jangka panjang pada manusia yang memantau biomarker otak dan mikrobioma usus secara bersamaan. Kombinasi pemindaian otak, pengurutan DNA mikrobioma, dan uji kognitif akan membantu mengidentifikasi siapa yang paling diuntungkan dari intervensi ini.

Meskipun belum ada diet yang bisa mencegah Alzheimer sepenuhnya, penelitian ini menguatkan gagasan bahwa intervensi nutrisi dapat memperkuat ketahanan energi otak, terutama bagi mereka yang memiliki risiko genetik tinggi. Fokus pada makanan utuh, lemak sehat, dan serat dari sayuran non-tepung dapat menjadi bagian dari strategi menjaga kesehatan otak.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Journal of Neurochemistry. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Diet Ketogenik Otak Risiko Alzheimer Perempuan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :