
Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta. (Foto: Dok. Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menyampaikan apresiasi atas tercapainya kesepakatan damai antara Palestina dan Israel. Namun, ia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengawasi kesepakatan tersebut.
Dia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada terhadap potensi “perdamaian semu” yang dapat menghambat proses menuju kemerdekaan sejati bagi Palestina.
“Setelah upaya negosiasi terus-menerus untuk membicarakan gencatan senjata dan perdamaian, kita bersyukur akhirnya tercapai kesepakatan antara Palestina dan Israel dengan mediator,” ujar Sukamta, dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (12/10).
Politikus PKS itu menilai, kesepakatan tersebut merupakan langkah awal penting dalam membangun proses perdamaian yang lebih luas. Meski demikian, ia menegaskan perjalanan menuju perdamaian sejati masih panjang dan membutuhkan komitmen nyata dari kedua belah pihak.
“Ini capaian yang signifikan dalam negosiasi tidak langsung antara Palestina dengan Israel. Langkah awal menuju perdamaian sudah terlihat, meski perjalanan masih sangat panjang,” ujarnya.
Menurut Sukamta, tahap pertama kesepakatan damai mencakup pembebasan sandera, penarikan pasukan Israel Defense Forces (IDF) ke garis yang telah disepakati, serta pembukaan blokade bantuan kemanusiaan.
Namun, pimpinan komisi yang membidangi urusan luar negeri itu mengingatkan agar publik tidak terlena dengan euforia perdamaian. Ia menilai, Israel memiliki rekam jejak sering mengingkari perjanjian yang telah disepakati.
“Jangan sampai ini menjadi perdamaian semu. Karena track record Israel selama ini tidak menginginkan perdamaian. Hampir selalu Israel mengkhianati kesepakatan gencatan senjata,” tegas Legislator asal Daerah Pemilihan DIY tersebut.
Sukamta juga menyoroti insiden terbaru saat Israel menyerang Doha, Qatar, yang menargetkan negosiator Hamas ketika tengah melakukan pembicaraan gencatan senjata.
Menurutnya, tindakan tersebut menunjukkan kurangnya komitmen Israel terhadap proses perdamaian.
Selain itu, ia menilai Hamas kini bersikap lebih terbuka dan moderat, bahkan bersedia tidak dilibatkan dalam pemerintahan asal Palestina dapat merdeka sepenuhnya.
Lebih lanjut, Sukamta mengkritisi proposal perdamaian yang diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, karena dinilai tidak menegaskan pengakuan penuh terhadap kemerdekaan Palestina.
“Tidak fair jika Israel sudah merdeka, tapi Palestina tidak diakui kemerdekaannya secara penuh. Israel punya IDF, sedangkan Hamas diminta menyerahkan senjatanya tanpa kejelasan kemerdekaan Palestina. Ini jelas tidak adil,” tegas Doktor Teknik Kimia lulusan Manchester, Inggris itu.
Di sisi lain, Sukamta meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terlibat secara aktif dan menyeluruh dalam proses transisi menuju perdamaian.
“PBB sebagai lembaga internasional harus dilibatkan secara maksimal, bukan hanya sebagai stempel,” ujarnya.
Sukamta berharap kesepakatan ini dapat menjadi titik balik bagi perjuangan kemerdekaan Palestina.
“Semoga kesepakatan yang ada ini bisa berhasil dalam melalui setiap tahapannya menuju perdamaian sejati dan kemerdekaan penuh Palestina. Kita semua harus terus mengawal ketat kesepakatan ini agar on the track,” katanya.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi I PKS Sukamta perdamaian Palestina Israel