
Museum Nasional. (Foto: Jurnas/Ist).
Jakarta, Jurnas.com - Setiap 12 Oktober, Indonesia memperingati Hari Museum Nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap peran museum dalam pelestarian budaya dan sejarah. Peringatan ini juga menjadi ajakan untuk menempatkan museum sebagai ruang edukasi yang relevan di tengah masyarakat modern.
Pemilihan tanggal tersebut merujuk pada Musyawarah Museum se-Indonesia pertama yang digelar di Yogyakarta pada 12–14 Oktober 1962. Dalam forum nasional itu, para tokoh permuseuman menyepakati sepuluh resolusi penting yang kemudian menjadi fondasi pengembangan museum di tanah air.
Meski musyawarah tersebut telah berlangsung sejak lama, penetapan resmi Hari Museum Nasional baru disahkan pada tahun 2015 dalam Musyawarah Museum se-Indonesia di Malang, Jawa Timur. Keputusan ini diambil setelah melalui proses panjang dan diskusi mendalam selama hampir satu dekade.
Asal Usul Kata Santri, Sejarah dan Artinya
Sebelumnya, sejak tahun 2005, tim khusus yang terdiri dari para pemerhati sejarah dan museum mulai membahas penetapan hari nasional untuk museum. Salah satu opsi yang pernah muncul adalah 24 Desember, namun dianggap kurang tepat karena berdekatan dengan libur akhir tahun.
Akhirnya, 12 Oktober dipilih karena dianggap mewakili semangat kebersamaan dan inklusivitas pengelola museum dari berbagai wilayah. Tanggal ini juga dinilai memiliki nilai historis yang kuat tanpa terikat pada satu institusi atau tokoh tertentu.
Dengan penetapan itu, Hari Museum Nasional menjadi pengingat bahwa museum bukan hanya tempat menyimpan benda bersejarah. Lebih dari itu, museum adalah ruang hidup yang merekam perjalanan bangsa dan menyampaikan nilai-nilai budaya lintas generasi.
Seiring waktu, museum terus berkembang menyesuaikan kebutuhan zaman dan karakter publik yang semakin digital. Maka dari itu, banyak museum di Indonesia kini mulai bertransformasi menjadi ruang interaktif dan edukatif berbasis teknologi.
Namun, transformasi ini tetap berpijak pada semangat awal pendirian museum sebagai penjaga memori kolektif. Hari Museum Nasional menjadi momen penting untuk merefleksikan kembali peran itu, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih dekat dengan sejarah bangsanya.
Peringatan Hari Museum Nasional setiap 12 Oktober bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan bentuk penghargaan terhadap peran museum dalam kehidupan berbangsa. Museum tidak hanya menyimpan benda bersejarah, tapi juga menyimpan ingatan kolektif yang membentuk jati diri Indonesia.
Melalui peringatan ini, masyarakat diajak untuk melihat museum sebagai ruang belajar yang hidup dan relevan. Museum menjadi penghubung antara masa lalu, masa kini, dan masa depan melalui narasi yang tersimpan dalam setiap koleksi.
Selain itu, Hari Museum Nasional menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya. Di tengah arus globalisasi dan perubahan zaman, museum hadir sebagai penjaga nilai-nilai lokal yang kerap terlupakan.
Peringatan ini juga menyuarakan pentingnya kolaborasi antara pengelola museum, pemerintah, dan masyarakat. Sebab, pelestarian sejarah bukan hanya tugas institusi, tapi tanggung jawab bersama sebagai bangsa yang menghargai akar budayanya.
Pada akhirnya, makna utama dari Hari Museum Nasional adalah membangun kembali hubungan emosional masyarakat dengan sejarahnya sendiri. Dengan mengenal masa lalu, kita bisa merancang masa depan yang lebih berkarakter dan berdaulat secara budaya. (*)
KEYWORD :Hari Museum Nasional 1 Oktober Sejarah