Minggu, 12/10/2025 03:34 WIB

Mengenal Sayyidah Fatimah Az-Zahra Putri Rasulullah SAW

Sayyidah Fatimah Az-Zahra merupakan putri bungsu Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah binti Khuwailid. Dalam sejarah Islam, nama Sayyidah Fatimah Az-Zahra berdiri di antara figur-figur agung yang tak tergantikan.

Ilustrasi - Mengenal Sayyidah Fatimah Az-Zahra Putri Rasulullah SAW (Foto: Fatimiyah)

Jakarta, Jurnas.com - Sayyidah Fatimah Az-Zahra merupakan putri bungsu Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah binti Khuwailid. Dalam sejarah Islam, nama Sayyidah Fatimah Az-Zahra berdiri di antara figur-figur agung yang tak tergantikan.

Ia bukan hanya anak perempuan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga simbol kekuatan spiritual, kasih sayang, dan kemuliaan seorang perempuan yang hidup dalam lingkaran wahyu. Sejak kecil, Sayyidah Fatimah tumbuh menyaksikan langsung bagaimana dakwah Islam dijalankan dengan penuh tekanan, ancaman, dan pengorbanan.

Dari semua anak perempuan Nabi Muhammad SAW, Sayyidah Fatimah memiliki tempat paling istimewa di hati beliau, hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Juraij, “Beberapa orang berkata kepadaku, Sayyidah Fatimah adalah putri bungsu Nabi Muhammad dan yang paling beliau cintai.”

Fatimah tak hanya dikenal karena nasabnya, melainkan karena akhlaknya yang agung, keberaniannya dalam membela kebenaran, dan ketabahannya menghadapi ujian hidup.

Rasulullah SAW sendiri menyebut Fatimah sebagai salah satu dari empat wanita terbaik sepanjang masa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda:

"Wanita terbaik dari kalangan ahli surga adalah Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, dan Asiyah binti Muzahim." (HR. Ahmad).

Dalam kehidupannya, Syyidah Fatimah memancarkan keteladanan bagi semua Muslimah. Ia adalah perempuan yang lembut, tapi tegas. Ia sabar, tapi juga berani bersuara saat melihat kezaliman. Ketika Rasulullah dihina dan disakiti oleh Quraisy. Fatimah kecil berdiri membersihkan debu dan kotoran dari tubuh ayahnya yang dilempari oleh orang-orang Quraisy.

Sebagai istri dari Ali bin Abi Thalib, Fatimah hidup dalam kesederhanaan yang jauh dari kemewahan dunia. Meski berasal dari keluarga paling mulia, ia tetap menjalankan pekerjaan rumah tangga sendiri. Tak ada keluhan dari lisannya, hanya pengabdian yang tulus kepada keluarga dan agama.

Dari rumah kecil itulah lahir dua cucu Nabi Muhammad SAW: Hasan dan Husain, yang disebut oleh Rasulullah sebagai pemimpin pemuda surga. Fatimah tidak hanya menjadi ibu secara biologis, tetapi juga madrasah pertama yang menanamkan nilai Islam, keberanian, dan keadilan dalam diri mereka.

Di tengah ketenangan hidupnya, Fatimah juga memikul luka besar. Ia menyaksikan wafatnya sang ayah tercinta, Rasulullah SAW, dan menjadi salah satu orang terakhir yang berbicara dengan beliau. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Fatimah menangis ketika Nabi membisikkan kabar wafatnya, lalu tersenyum ketika tahu ia akan segera menyusul.

Enam bulan setelah kepergian Rasulullah, Fatimah wafat dalam usia muda. Ia meninggalkan dunia dalam keheningan, tanpa banyak riwayat tentang hari-harinya yang terakhir. Namun, kepergiannya tidak pernah memadamkan cahaya namanya.

Julukan Az-Zahra disematkan padanya—yang berarti "yang bersinar terang." Sebab kesucian, ketakwaan, dan keteguhannya memang menyinari siapa pun yang mengenalnya, baik secara langsung maupun melalui kisah yang diwariskan.

Fatimah juga dikenal sebagai Ummu Abiha, “ibu bagi ayahnya”—karena perhatian dan kasih sayangnya kepada Nabi tak kalah dalam dari cinta seorang ibu. Ia bukan hanya anak, tapi penopang emosional, kekuatan spiritual, dan penjaga kehormatan rumah kenabian. (*)

KEYWORD :

Fatimah Az-Zahra Wanita Mulia Putri Rasulullah SAW Islam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :