
Pelaksanaan program Revitalisasi Sekolah (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Program Revitalisasi Sekolah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen), melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), telah melampaui sasaran target awal yang ditentukan.
Hingga Oktober 2025, secara keseluruhan program tersebut mengalami kenaikan signifikan dari target semula 10.440 menjadi 16.170 satuan pendidikan.
Awalnya, target sasaran penerima manfaat program hanya sebanyak 9.429 sekolah, terdiri dari 1.241 PAUD, 4.053 SD, 2.753 SMP, dan 1.382 SMA.
Namun, seiring berjalannya waktu dilakukan proses pemantauan dan evaluasi, jumlah tersebut telah dioptimalkan menjadi 16.170 sekolah dengan penggunaan anggaran sebesar Rp16,9 triliun dari jenjang PAUD hingga SMA.
"Dari 14.196 sekolah, 13.777 sekolah telah menerima Surat Keputusan (SK) Penerima Bantuan Revitalisasi Satuan Pendidikan, di antaranya yaitu 1.509 PAUD, 6.077 SD, 3.974 SMP, dan 2.217 SMA. Sementara itu, 419 sekolah sisanya masih dalam proses finalisasi SK," kata Ditjen PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto, di Jakarta, pada Senin (6/10).
Lebih lanjut, Dirjen Gogot menyebut dari 419 sekolah tersebut yakni 103 PAUD, 222 SD, 68 SMP, dan 26 SMA. Dikatakah, optimalisasi jumlah penerima sasaran bertujuan untuk mempercepat hasil dari program Revitalisasi Sekolah.
"Dengan proses optimalisasi tersebut kami berharap akan tercipta sarana dan prasarana pendidikan yang aman dan nyaman. Sehingga semua warga sekolah dapat melakukan proses kegiatan belajar dan mengajar, serta meningkatkan kualitas mutu pendidikan," ujar Dirjen Gogot.
FTBI Jabar Jadi Ajang Lestarikan Bahasa Sunda
Pencapaian memuaskan juga tercatat di lingkup Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK).
Realisasi tersebut juga mengalami kenaikan sekitar 100 persen dari target awal yaitu 982 satuan pendidikan menjadi 1.943 satuan pendidikan, yang terdiri dari 1.439 sekolah menengah kejuruan (SMK), 382 sekolah luar biasa (SLB), 122 satuan pendidikan nonformal yang terdiri atas pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dan sanggar kegiatan belajar (SKB).
Adapun untuk total anggaran yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp3,1 triliun dengan progres pembangunan keseluruhan per September 2025 telah mencapai sekitar 60 persen.
Selain berdampak pada peningkatan mutu pendidikan, Kemdikdasmen juga terus memastikan program Revitalisasi Satuan Pendidikan juga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat.
Dengan prinsip swakelola, penggunaan bahan baku bangunan hingga pekerja lokal yang terlibat dalam program ini telah memberikan dampak positif pagi perekonomian masyarakat.
Berkah ekonomi dari program Revitalisasi Sekolah salah satunya dirasakan oleh Junaedi Danggala. Selama hampir dua bulan dia bersama sekitar 30 pekerja lainnya terlibat dalam revitalisasi di SLB Negeri 2 Makassar, Sulawesi Selatan.
Sebagai pekerja bangunan, Junaedi menerima bayaran Rp150.000,00 per hari yang dibayarkan seminggu sekali. Dia menambahkan, dari upah tersebut digunakannya untuk dari kebutuhan sehari-hari dan membayar keperluan sekolah anaknya.
"Untuk sementara, saya tidak perlu merantau jauh karena bisa bergabung dam pembangunan di SLBN 2 Makassar ini," ujar Junaedi.
Sementara itu, Waluyo, kepala tukang pada proyek revitalisasi di SMK Negeri 5 Kabupaten Tangerang, Banten, menyampaikan bahwa hampir seluruh tukang yang terlibat dalam proyek ini terbantu secara ekonomi.
"Untuk perekonomian, kami sangat terbantu. Keuangan lancar, tidak ada istilah ditunda untuk gajian pekerja," kata Waluyo.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Kemdikdasmen, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa prinsip swakelola dalam program Revitalisasi Sekolah salah satunya memang bertujuan agar memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal.
Menurut dia, dengan dampak ekonomi tersebut, diharapkan program Revitalisasi Satuan Pendidikan tidak hanya membuat lingkungan dan ruang belajar yang lebih nyaman bagi para murid dan guru dalam rangka menghadirkan Pendidikan Bermutu untuk Semua, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan maupun kualitas hidup masyarakat setempat melalui partisipasi aktif dan penggunaan produk lokal.
"Dengan begitu masyarakat memiliki pekerjaan dan penghasilan. Dan dari penghasilan tersebut dapat dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan lainnya," tutup Dirjen Tatang.
KEYWORD :Program Revitalisasi Sekolah Kemdikdasmen Ditjen PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto