Sabtu, 11/10/2025 19:49 WIB

Filep Tegaskan Ujaran Rasis ke Pemain Timnas Sangat Tidak Pantas

Mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga serta PSSI memberikan atensi atas persoalan ini, termasuk menjamin dan melindungi pemain timnas dari intimidasi rasisme.
 

Ketua Komite III DPD RI, Dr. Filep Wamafma. Foto: dok. jurnas

JAKARTA, Jurnas.com - Ketua Komite III DPD RI, Dr. Filep Wamafma menyayangkan perilaku warganet yang menyerang akun media sosial pemain timnas dengan ujaran-ujaran rasis dan kebencian.

Filep yang juga Senator Papua Barat itu menilai ujaran rasis kepada pemain Timnas, Yakob Sayuri sangat tidak pantas dilontarkan kepada pemain nasional yang memang berjuang atas nama bangsa Indonesia.

“Saya menyayangkan perilaku masyarakat kita terutama dalam menggunakan media sosial, seperti mandarah-daging melontarkan ujaran rasis dan kebencian saat timnas menelan kekalahan. Memberikan opini bahkan kritik kepada pemain kita bisa disampaikan dengan bijak tanpa rasis dan melukai. Bagaimana pun timnas membela dan berjuang atas nama bangsa Indonesia, kritik baiknya disampaikan untuk membangun, bukan menyerang dengan rasisme,” ujar Filep kepada awak media, Sabtu (11/10/2025).

Lebih lanjut, pimpinan Komite III DPD RI yang membawahi bidang olahraga dan kepemudaan itu menyampaikan bahwa hal ini juga terjadi berulang. Tidak hanya kepada pemain asal Papua, ujaran kebencian kerap dilontarkan kepada pemain lain.

Ia pun meminta agar semua pihak belajar dari pengalaman lalu saat PSSI harus menerima sanksi dari FIFA usai insiden diskriminasi dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 25 Maret 2025 lalu.

FIFA menyebut insiden tersebut melanggar Pasal 15 terkait tindakan diskriminatif. Akibatnya, PSSI harus menerima dua hukuman sekaligus yaitu denda dan pembatasan jumlah penonton di laga kandang berikutnya. Aksi supporter dinilai merusak semangat fair play dan keberagaman yang dijunjung FIFA.

“Semua pasti ingat kita yakni PSSI diganjar sanksi FIFA karena supporter dinilai menyampaikan slogan xenophobia (red, ujaran kebencian) saat kontra Bahrain dan melanggar regulasi FIFA Disciplinary Code. PSSI didenda lebih dari Rp400 juta dan wajib menutup 15 persen dari total kapasitas Stadion GBK di laga berikutnya. Tentu ini jadi pelajaran, untuk saling jaga,” ujar Filep yang juga Sekretaris MPR For Papua.

“Hal yang sama juga terjadi usai laga Indonesia kontra Guinea, ujaran dilontarkan saat pemain masuk lapangan, pemanasan dan menyanyikan lagu kebangsaan, menyerang akun medsos Guinea dan sejumlah pemainnya dengan ujaran rasisme. Saya kira ruang olahraga ini juga harus menjadi sarana edukasi dan memperkuat budaya toleransi juga anti-diskriminasi, ini adalah nilai-nilai dan jati diri kita sebagai bangsa yang plural,” katanya.

Pace Jas Merah itu lantas mengatakan, selain edukasi juga diperlukan penindakan tegas dari aparat sesuai UU ITE tentang ujaran kebencian.

Selain itu, Filep juga mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga serta PSSI memberikan atensi atas persoalan ini, termasuk menjamin dan melindungi pemain timnas dari intimidasi rasisme.

Sebagaimana diketahui, pemain Timnas Indonesia, Yakob Sayuri baru-baru ini mendapat serangan rasis dari warganet tanai air, buntut skuad Garuda mengalami kekalahan saat kontra Arab Saudi, Rabu (9/10/2025) lalu.

Melansir pemberitaan arena.indozone.id, sejumlah ujaran kebencian dan rasis mewarnai kolom komentar akun medsos Yakob Sayuri, seperti ‘Mending ikut OPM sana dah, gak jelas banget di bayar juga’, lalu ditimpali ‘Hitam’ oleh akun lain, kemudian ‘Kera kok main bola’. Meski begitu, banyak akun lainnya yang juga memberikan semangat dan motivasi kepada Yakob Sayuri, bahkan mengingatkan pengguna medsos lain untuk menjaga sikap dan ujaran agar tidak rasis.

KEYWORD :

Filep Ujaran rasis Timnas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :