Jum'at, 10/10/2025 19:27 WIB

Gambaran Siksa Kubur Menurut Riwayat Islam

Dalam Islam, keyakinan tentang siksa kubur menyatakan bahwa setiap manusia akan menerima konsekuensi dari amalnya setelah meninggal. Setelah jasad dikuburkan, ruh manusia memasuki alam barzakh yang menyimpan rahasia besar tentang keadilan Tuhan.

Ilustrasi - Ini Gambaran Siksa Kubur Menurut Riwayat Islam (Foto: Pexels/Abdulmeilk Aldawsari)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam Islam, keyakinan tentang siksa kubur menyatakan bahwa setiap manusia akan menerima konsekuensi dari amalnya setelah meninggal. Setelah jasad dikuburkan, ruh manusia memasuki alam barzakh yang menyimpan rahasia besar tentang keadilan Tuhan.

Di alam ini, seseorang akan mulai merasakan ganjaran dari amal baiknya, atau sebaliknya, menjalani siksaan akibat dosa yang belum terampuni. Realitas ini disebut dengan siksa kubur, yang telah digambarkan dalam Al-Qur’an dan hadis. 

Gambaran siksa kubur muncul dalam Al-Qur`an dan hadis, berfungsi sebagai peringatan agar manusia senantiasa menjauhi dosa dan meningkatkan amal saleh. Salah satu ayat Al-Qur`an yang membahas siksa kubur terdapat dalam Surah Al-Mu’min ayat 45-46. 

َوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُوا۟ ۖ وَحَاقَ بِـَٔالِ فِرْعَوْنَ سُوٓءُ ٱلْعَذَابِ
ٱلنَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدْخِلُوٓا۟ ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ ٱلْعَذَابِ

Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. Dikatakan kepada malaikat, ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (Q.S. Al Mu’min: 45-46).

Rasulullah SAW juga, dalam riwayat Hadis dari Bukhari dan Muslim, menggambarkan bahwa seseorang dapat diberi siksa kubur karena perilaku tertentu, seperti kurang menjaga kebersihan atau suka mengadu domba. 

إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

Artinya: “Sesungguhnya keduanya tidak disiksa kubur karena sebab yang besar. Satu di antara keduanya disiksa karena tidak bersih dari air kencingnya, dan yang satu lagi karena suka mengadu domba.” Kemudian Nabi meminta untuk diambilkan pelepah kurma dan membelahnya menjadi dua, selanjutnya beliau bersabda: “Mudah-mudahan meringankan mereka selama belum kering keduanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Gambaran lainnya, terdapat dalam Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar berikut ini:

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ يُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: Sesungguhnya apabila meninggal salah satu diantaramu, maka ditampakkan kepadanya, setiap pagi dan sore, tempat tinggalnya. Jika dia termasuk ahli surga maka surgalah tempat tinggalnya, dan bila dia ahli neraka maka nerakalah tempat tinggalnya. Kemudian dikatakan, “inilah tempat tinggalmu, sampai nanti engkau dibangkitkan di hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar).

Siksa kubur disebut-sebut mencakup berbagai bentuk, mulai dari sempitnya ruang kubur, panasnya api, hingga datangnya makhluk yang menakutkan. Semua ini terjadi sesuai dengan kadar dosa yang pernah dilakukan seseorang selama hidupnya di dunia.

Namun, siksa kubur tidak hanya berlaku bagi mereka yang dikubur di tanah. Dalam riwayat disebutkan bahwa orang yang mati dalam kondisi disalib atau tak dikubur tetap dapat merasakan azab, karena yang dialami adalah bentuk siksaan ruhani yang tidak terikat oleh ruang fisik.

Meski demikian, tidak semua manusia akan mengalami siksa kubur. Bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, alam kubur akan menjadi tempat istirahat yang penuh kedamaian dan cahaya.

Nikmat kubur adalah balasan awal bagi hamba yang taat, sebagaimana azab adalah peringatan awal bagi mereka yang lalai. Rasulullah menggambarkan bahwa bagi orang beriman, kubur akan diluaskan dan diperlihatkan surga sebagai tempat tujuannya.

Namun sebaliknya, bagi yang durhaka, kubur menjadi sempit dan menyesakkan, bahkan bisa dihimpit hingga tulang-tulangnya remuk. Inilah gambaran yang sering disampaikan dalam hadis untuk mengingatkan umat agar tidak menganggap remeh dosa-dosa yang diperbuat.

Beberapa dosa yang diyakini sebagai penyebab siksa kubur antara lain memakan harta haram, meninggalkan salat, menyakiti orang tua, hingga mengingkari nikmat Allah. Bahkan riya dalam ibadah pun bisa menjadi sebab datangnya azab jika tidak disertai taubat.

Meski siksa kubur menakutkan, Islam tidak meninggalkan umatnya tanpa solusi. Rasulullah SAW mengajarkan berbagai amalan yang bisa melindungi dari siksa ini, seperti membaca Surah Al-Mulk setiap malam, menjaga wudhu, dan memperbanyak doa perlindungan.

Doa ini bahkan disisipkan dalam bacaan salat setiap muslim, setelah tasyahud akhir. Hal ini menunjukkan bahwa permohonan perlindungan dari siksa kubur adalah bagian penting dalam kehidupan spiritual seorang mukmin.

Selain itu, sedekah, salat malam, membaca Al-Quran, dan menyambung silaturahmi disebut dalam riwayat sebagai pelindung dari siksa kubur. Amal jariyah yang dilakukan semasa hidup pun akan terus menjadi cahaya yang menyertai seseorang di alam barzakh atau alam kubur.

Dengan memahami siksa kubur, umat Islam diingatkan untuk selalu menjaga amal dan berdoa agar terhindar dari azab tersebut. Kesadaran ini juga mendorong kita untuk memperbaiki diri dan memperbanyak ibadah demi mendapatkan ridho dan rahmat Allah SWT. (*)

wallahu`alam

 
KEYWORD :

Siksa Kubur Azab kubur Al-Qur`an Rasulullah SAW




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :