Jum'at, 10/10/2025 03:27 WIB

Studi: Pola Tidur Bisa Ungkap Suasana Hati hingga Kinerja Otak

Kualitas tidur ternyata jauh lebih kompleks daripada sekadar jumlah jam istirahat di malam hari. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa tipe tidur seseorang berkaitan erat dengan suasana hati, fokus, hingga cara otak bekerja saat sedang tidak melakukan aktivitas.

Ilustrasi sedang tidur ( Foto : SehatQ )

Jakarta, Jurnas.com - Kualitas tidur ternyata jauh lebih kompleks daripada sekadar jumlah jam istirahat di malam hari. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa tipe tidur seseorang berkaitan erat dengan suasana hati, fokus, hingga cara otak bekerja saat sedang tidak melakukan aktivitas.

Penelitian ini dipimpin oleh Aurore Perrault dari Concordia University dan melibatkan 770 orang dewasa muda. Mereka dianalisis lewat survei tidur, pemindaian otak saat istirahat, serta serangkaian tes mental dan fisik yang komprehensif.

Para ilmuwan tidak hanya menilai satu aspek tidur, melainkan melihat bagaimana berbagai elemen tidur saling terhubung dengan kondisi biologis, perilaku, dan kehidupan sosial. Pendekatan ini memperlakukan tidur sebagai fenomena biopsikososial yang utuh dan multidimensi.

Untuk mengukur kualitas tidur, tim peneliti menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index yang memetakan tujuh aspek utama tidur. Hasilnya dibandingkan dengan lebih dari seratus indikator lain yang mencakup suasana hati, kemampuan berpikir, kebiasaan sehari-hari, serta kesehatan umum.

Hasilnya menunjukkan bahwa tidur terdiri dari banyak elemen, mulai dari durasi, kualitas, hingga kewaspadaan di siang hari. Tiap kombinasi elemen ini membentuk profil tidur yang unik, dan masing-masing punya kaitan berbeda dengan kesehatan mental dan aktivitas otak.

Salah satu profil menggambarkan individu dengan keluhan tidur berat dan tingkat stres tinggi. Ada juga yang merasa terganggu secara kognitif di siang hari tanpa adanya gangguan tidur di malam hari.

Profil lain mencakup pengguna rutin obat tidur dengan kehidupan sosial yang lebih baik, namun daya ingat visual yang lemah. Sementara itu, tidur pendek dan tidur terfragmentasi ditemukan berkaitan dengan menurunnya fungsi otak serta peningkatan kecemasan dan konsumsi alkohol.

Yang menarik, tiap profil tidur ini juga memiliki pola kerja otak yang berbeda. Pemindaian fMRI menunjukkan bahwa area emosi dan perhatian di otak lebih aktif pada mereka yang punya gangguan tidur berat.

Sebaliknya, mereka yang tidurnya lebih stabil menunjukkan keseimbangan antara jaringan kendali diri dan perhatian. Pola ini memberi petunjuk bagaimana tidur buruk bisa memicu atau memperparah gejala gangguan mental.

Studi ini menyoroti pentingnya memahami lebih dari sekadar berapa lama seseorang tidur. Kualitas tidur dan dampaknya pada fungsi sehari-hari justru menjadi indikator penting dalam konteks kesehatan mental.

Durasi tidur pendek memang berpengaruh, tapi gangguan tidur seperti sering terbangun atau merasa lelah di siang hari bisa menjadi tanda awal masalah psikologis. Hal ini juga tercermin dalam bagaimana otak bekerja saat sedang beristirahat.

Penelitian ini menggunakan data dari Human Connectome Project dan dipublikasikan di jurnal PLOS Biology.

KEYWORD :

Kualitas tidur Pola tidur Suasana hati Kinerja otak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :