Jum'at, 10/10/2025 00:20 WIB

FTBI Jabar Jadi Ajang Lestarikan Bahasa Sunda

Upaya pelestarian bahasa Sunda ditempuh melalui Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025, yang resmi dibuka di Kota Bandung, pada Selasa (7/10).

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo membuka FTBI 2025 (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Upaya pelestarian bahasa Sunda ditempuh melalui Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025, yang resmi dibuka di Kota Bandung, pada Selasa (7/10).

Kegiatan tahunan ini menjadi puncak dari rangkaian program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) bekerja sama dengan pemerintah daerah.

Kegiatan pembukaan yang berlangsung meriah itu dihadiri oleh Wali Kota Bandung, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, serta para kepala unit pelaksana teknis Kemdikdasmen di wilayah Jawa Barat.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati, menyampaikan bahwa FTBI tahun ini diikuti oleh peserta dari 27 kabupaten/kota yang terdiri atas 378 siswa SD dan 364 siswa SMP.

"Rangkaian revitalisasi bahasa daerah di Jawa Barat dimulai dengan koordinasi antarinstansi, diskusi kelompok terpumpun, diseminasi, dan pelatihan peningkatan kompetensi guru bahasa daerah yang disertai dengan FTBI dari tingkat kecamatan hingga provinsi," ujar Herawati.

Menurut Herawati, kegiatan FTBI bukanlah akhir dari program revitalisasi, melainkan bagian penting dari upaya pelestarian berkelanjutan.

"FTBI merupakan wadah apresiasi penutur muda bahasa Sunda yang telah menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya Sunda," ujar dia.

Herawati menambahkan bahwa tujuh mata lomba yang digelar, mulai dari nembang pupuh, biantara, ngarang carpon, maca jeung tulis aksara Sunda, borangan (komedi tunggal), maca sajak, hingga ngadongeng—menjadi ruang ekspresi generasi muda untuk memartabatkan bahasa ibu mereka.

"Keberagaman 718 bahasa daerah di Indonesia telah menjadi manikam Nusantara. Kearifan lokal yang adiluhung tersimpan dalam bahasa daerah," kata dia.

"Kami berharap RBD atau FTBI pada tahun mendatang dapat dikoordinasikan oleh pemerintah daerah. Antusiasme dan respons positif dari pemerintah daerah sangat penting karena pelestarian bahasa daerah merupakan tanggung jawab bersama," dia menambahkan.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, mengingatkan pentingnya menjaga bahasa daerah di tengah ancaman kepunahan.

"Saat ini, dari 718 bahasa daerah, 11 sudah punah. Sebanyak 25 persen masih tergolong aman seperti bahasa Sunda, Jawa, Banjar, dan Bali, sedangkan 75 persen lainnya dalam kondisi memprihatinkan," ujar Imam.

Imam menyoroti bahwa bahasa yang dianggap aman pun menghadapi tantangan besar. Hal ini dengan dibuktikan dengan minimnya anak muda Jawa dan Sunda yang mampu menulis aksara dan menembang bahasa daerah.

Dia menegaskan bahwa revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan Kemdikdasmen bersama pemerintah daerah adalah langkah konkret menjaga warisan bangsa.

"Upaya kita ini tidak sekadar slogan di atas kertas, tetapi implementasi nyata di lapangan. Kita harus mempertahankan agar upaya pelestarian bahasa daerah menjadi kerja bersama, bukan jalan sendiri-sendiri," kata Imam.

Sementara itu, Wali Kota Bandung, M. Farhan, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya FTBI di Kota Bandung yang dikenal sebagai pusat peradaban budaya di Jawa Barat.

"Kota Bandung merupakan melting pot, semua budaya ada di sini," ujar Farhan.

Dia menambahkan bahwa Pemerintah Kota Bandung berkomitmen menjaga ruang publik yang ramah terhadap ekspresi budaya dan seni. Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan ialah menyesuaikan penamaan taman kota dengan sistem toponimi daerah.

"Misalnya, Taman Lansia akan diubah menjadi Taman Cihapit atau Taman Diponegoro. Di balik nama daerah selalu ada cerita dan filosofi yang mendalam," kata dia.

KEYWORD :

FTBI 2025 Bahasa Ibu Kemdikdasmen Sunda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :