Kamis, 09/10/2025 22:54 WIB

Sejarah di Balik Hari Penglihatan Sedunia Tiap Kamis Kedua Oktober

Sejarah Hari Penglihatan Sedunia: Seruan Global untuk Cegah Kebutaan yang Bisa Dihindari
 

Ilustrasi mata sedang melihat (Foto: Pexels/Amine Mayoufi)

Jakarta, Jurnas.com - Hari Penglihatan Sedunia atau World Sight Day diperingati setiap tahun pada hari Kamis kedua bulan Oktober. Tahun ini, momentum tersebut jatuh pada Kamis, 9 Oktober 2025, sebagai seruan global untuk meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan mata dan mencegah kebutaan yang bisa dihindari.

Peringatan ini digagas oleh International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) dan didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 2000. Inisiatif ini bagian dari program VISION 2020: The Right to Sight yang bertujuan menghapus kebutaan yang dapat dicegah di seluruh dunia.

Meskipun VISION 2020 telah berakhir, semangat untuk mengatasi masalah kesehatan mata global tetap berlanjut. Hari Penglihatan Sedunia kini menjadi platform untuk mengadvokasi layanan kesehatan mata yang inklusif dan pemeriksaan rutin bagi semua lapisan masyarakat.

Fokus tahun 2025 menyoroti pentingnya pemeriksaan mata secara berkala dan akses layanan kesehatan yang merata. Tema ini muncul karena masih banyak kesenjangan dalam akses dan penanganan gangguan penglihatan di berbagai negara, terutama di wilayah berpenghasilan rendah dan menengah.

WHO melaporkan sekitar 2,2 miliar orang mengalami gangguan penglihatan di seluruh dunia. Dari jumlah itu, lebih dari 1 miliar kasus dapat dicegah atau diobati apabila mendapat penanganan tepat dan cepat.

Hambatan seperti keterbatasan informasi, biaya, dan jarak ke fasilitas kesehatan masih menjadi kendala utama. Akibatnya, banyak orang kehilangan penglihatan akibat kondisi yang sebenarnya bisa dicegah sejak dini.

Indonesia turut aktif memperingati Hari Penglihatan Sedunia melalui Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami). Kegiatan yang digelar antara lain pemeriksaan mata gratis, pembagian kacamata untuk pelajar, serta edukasi kesehatan mata di era digital.

Paparan layar gadget yang berlebihan menjadi salah satu penyebab meningkatnya gangguan penglihatan. Kelompok anak-anak dan pekerja kantoran termasuk yang rentan terhadap masalah ini sehingga pemeriksaan rutin sangat dianjurkan.

Hari Penglihatan Sedunia bukan sekadar peringatan simbolis, tetapi seruan nyata agar tidak ada yang kehilangan penglihatannya karena alasan yang bisa dicegah. Pesan utama tahun ini adalah setiap orang berhak menikmati dunia dengan penglihatan yang jelas.

Melalui kesadaran dan aksi bersama, kita bisa menjaga mata tetap sehat dan mengurangi beban gangguan penglihatan global. Momentum Hari Penglihatan Sedunia 2025 menjadi pengingat penting bahwa menjaga mata adalah investasi untuk masa depan. (*)

KEYWORD :

Hari Penghlihatan Sedunia Kamis Kedua Oktober Sejarah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :