Kamis, 09/10/2025 14:26 WIB

BRIN Optimalisasi AI untuk Dukung Aktivitas Disabilitas

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penggunaan Kecerdasan Artifisial (AI) dalam mendukung aktivitas para disabilitas, melalui riset dan inovasi.

Ilustrasi kecerdasan buatan (Foto: Doknet)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penggunaan Kecerdasan Artifisial (AI) dalam mendukung aktivitas para disabilitas, melalui riset dan inovasi. Hal ini disampaikan dalam webinar yang diselenggarakan Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PR KAKS) pada Rabu (08/10).

“Berbagai riset untuk mendukung mobilitas dan kemandirian rekan-rekan disabilitas telah banyak dilakukan. Kecerdasan artifisial (AI) memiliki peran yang sangat potensial dalam menyempurnakan riset-riset tersebut,” kata Kepala PR KAKS BRIN, Anto Satriyo Nugroho pada Rabu (8/10).

Teknologi Speech Recognition solusi pendukung bagi penyandang disabilitas untuk meningkatkan aksesibilitas komunikasi dan interaksi dengan perangkat digital.

Peneliti Ahli Utama PR KAKS BRIN, Hilman Ferdinandus Pardede melihat perkembangan teknologi pengenalan suara semakin akurat karena kemajuan kecerdasan artifisial dan machine learning. Ia juga menyoroti berbagai tantangan seperti perbedaan aksen kondisi lingkungan bising, keterbatasan data bahasa lokal, serta isu privasi dan keamanan data suara.

“Teknologi ini diharapkan dapat terus dikembangkan agar inklusif, adaptif, dan mampu memberikan manfaat nyata bagi seluruh kalangan, termasuk penyandang disabilitas di Indonesia,” ucap Hilman.

Perekayasa Ahli Madya PR KAKS BRIN, Gembong Satrio Wibowanto, menyampaikan riset dan penerapan teknologi facial expression recognition (FER) berbasis kecerdasan artifisial sebagai inovasi yang mendukung penyandang disabilitas, terutama dalam memahami dan merespons ekspresi wajah untuk membantu komunikasi nonverbal.

Teknologi ini dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan inklusif, terapi, maupun asistensi harian karena sistem digital mengetahui emosi atau kondisi pengguna melalui ekspresi wajah.

Meski potensinya besar, Gembong menyoroti tantangan teknis seperti variasi ekspresi antar-individu, keterbatasan dataset yang representatif, serta pentingnya menjaga privasi dan etika penggunaan data wajah agar teknologi ini benar-benar membawa manfaat sosial yang luas. (Manda/MAG)

KEYWORD :

BRIN Badan Riset dan Inovasi Nasional Kecerdasan Buatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :