Selasa, 07/10/2025 15:23 WIB

Apa Itu Etanol dan Bagaimana Dampaknya pada Mesin Kendaraan hingga Lingkungan?

Apa Itu Etanol dan Bagaimana Dampaknya pada Mesin Kendaraan hingga Lingkungan?

Pengisian BBM jenis Pertamax di SPBU. (Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Belakangan ini, ramai diperbincangkan soal rencana pembelian BBM murni (base fuel) milik Pertamina oleh perusahaan swasta penyedia BBM, seperti Vivo dan BP, yang dikabarkan batal. Penyebabnya disebut bukan soal harga atau pasokan, melainkan kandungan etanol dalam BBM milik Pertamina yang dianggap tidak sesuai spesifikasi mereka.

Kabar ini disampaikan langsung oleh Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, pada awal Oktober ini. Ia menyebut bahwa kandungan etanol dalam base fuel Pertamina menjadi salah satu kendala utama batalnya kerja sama tersebut.

Meski masih di bawah ambang batas yang diizinkan pemerintah, sekitar 3,5% kandungan etanol itu disebut tidak sesuai dengan standar SPBU swasta seperti Vivo dan BP. Lantas, sebenarnya apa itu etanol dan mengapa kehadirannya di BBM bisa memicu polemik?

Apa Itu Etanol?

Dikutip dari berbagai sumber, etanol atau etil alkohol (C₂H₅OH) adalah jenis alkohol yang umum digunakan dalam berbagai sektor: mulai dari bahan bakar, disinfektan, kosmetik, hingga farmasi. Dalam konteks energi, etanol digunakan sebagai bahan bakar nabati (bioetanol) yang dicampur dengan bensin untuk menghasilkan emisi yang lebih bersih.

Sebagai bahan bakar, etanol diproduksi melalui fermentasi tanaman kaya gula atau pati seperti jagung (AS), tebu (Brasil, Indonesia), singkong (Indonesia, Thailand).

BBM Campur Etanol: Ramah Lingkungan, Tapi Punya Tantangan

Penggunaan etanol sebagai campuran bensin—dikenal sebagai E-series, seperti E5, E10, hingga E85—telah lama diterapkan di berbagai negara.

Etanol dinilai lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan berasal dari sumber terbarukan.

Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), penggunaan etanol pada kadar rendah, seperti E5 atau E10 (5–10% etanol), dapat menurunkan emisi karbon monoksida (CO) hingga 25%.

Etanol mengandung oksigen alami yang membantu proses pembakaran menjadi lebih sempurna, sehingga gas buang lebih bersih dan mengurangi polusi udara di kota besar.

Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Energies (2025) menyebutkan bahwa campuran etanol dengan bensin dapat meningkatkan daya dan torsi mesin kendaraan, terutama karena etanol memiliki angka oktan tinggi, sekitar 108 RON.

Nilai oktan ini membantu mencegah gejala knocking atau “ngelitik” yang kerap terjadi pada mesin bensin. Studi serupa dari Biofuel Research Journal menunjukkan bahwa pembakaran bahan bakar beretanol lebih stabil dan efisien, khususnya pada mesin berteknologi injeksi bahan bakar modern.

Namun, di sisi lain, etanol bisa memengaruhi spesifikasi teknis BBM, seperti titik didih, kadar air, dan efek pada mesin kendaraan—terutama jika kendaraan belum didesain untuk campuran etanol tinggi.

Berbagai studi ilmiah menyoroti tantangan teknis penggunaan etanol dalam jangka panjang. Etanol bersifat higroskopis, yakni mudah menyerap air dari udara.

Jika kandungan air meningkat, campuran etanol dan bensin dapat mengalami phase separation atau pemisahan fase, di mana air dan etanol mengendap di dasar tangki bahan bakar.

Kondisi ini berpotensi menyebabkan mesin tersendat, korosi pada pipa dan tangki, serta penurunan efisiensi pembakaran. Penelitian dari Penn State University Extension bahkan menegaskan bahwa kandungan air pada etanol bisa memicu karat pada sistem bahan bakar kendaraan lama yang masih menggunakan pipa logam atau karburator.

Selain itu, energi pembakaran etanol per liter lebih rendah sekitar 30% dibanding bensin murni. Akibatnya, kendaraan yang menggunakan bahan bakar campuran etanol cenderung sedikit lebih boros, terutama pada campuran tinggi seperti E20 hingga E85.

Kondisi ini sudah diamati dalam penelitian di beberapa negara Amerika Latin yang telah lama menggunakan gasohol. Tantangan lain yang ditemukan dalam riset MDPI (2025) adalah masalah cold start, yaitu kesulitan menyalakan mesin di suhu rendah karena titik uap etanol yang lebih tinggi daripada bensin. (*)

KEYWORD :

Etanol BBM Pertamina Dampak etanol Mesin kendaraan Ramah lingkungan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :