Sabtu, 04/10/2025 04:11 WIB

BBPMP Jateng Gencarkan Implementasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) melalui Pusat Penguatan Karakter menggelar kegiatan Fasilitasi dan Advokasi Kebijakan Penguatan Karakter di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Selasa (30/9).

BBPMP Jateng menggencarkan implementasi Gerakan 7 KAIH di sekolah (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) melalui Pusat Penguatan Karakter menggelar kegiatan Fasilitasi dan Advokasi Kebijakan Penguatan Karakter di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Selasa (30/9).

Kegiatan ini menampilkan praktik baik implementasi Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH) sebagai strategi pembentukan karakter sekaligus penguatan profil lulusan sesuai Permendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025.

Dalam sambutannya, Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti, menjelaskan bahwa telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengimplementasikan Gerakan 7 KAIH di rovinsi Jawa Tengah.

Pada September, BBPMP Jawa Tengah menyelenggarakan workshop penyusunan media internalisasi 7 KAIH, di mana siswa jenjang SD turut berpartisipasi menyusun media interaktif guna memperkuat internalisasi gerakan tersebut.

Diketakan bahwa BBPMP Jawa Tengah juga telah merencanakan kegiatan berbagi praktik baik implementasi 7 KAIH melalui webinar. Selain itu, internalisasi penguatan karakter terus dilakukan melalui aktivitas Pagi Ceria, yakni tim BBPMP secara acak mendampingi sekolah-sekolah untuk memastikan tiga aktivitas utama Pagi Ceria dapat terlaksana dengan baik.

"Dalam kegiatan ini, adik-adik atau teman-teman dari jenjang SD ikut menyusun media interaktif untuk memperkuat internalisasi gerakan tersebut," ujar Nugraheni.

Nugraheni menjelaskan bahwa implementasi 7 KAIH telah berjalan sejak Mei melalui berbagai tahapan kegiatan. Sosialisasi panduan kebijakan dilaksanakan pada Juni, dilanjutkan diskusi terpumpun sinergitas lintas sektor pada Juli, serta advokasi bagi penilik dan pengawas sekolah pada Agustus.

Pada September, kegiatan difokuskan pada pendampingan lapangan, workshop penyusunan media internalisasi untuk siswa SD, serta fasilitasi berbagi praktik baik.

Selain itu, BBPMP Jawa Tengah juga mengembangkan model penilaian karakter berbasis Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengacu pada delapan dimensi profil lulusan. Ia berharap, rangkaian praktik baik tersebut dapat menjadi inspirasi bagi sekolah dalam memperkuat karakter peserta didik.

Lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Sadimin, menegaskan pembentukan karakter anak tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga memerlukan peran aktif orang tua.

“Pembentukan karakter hanya akan berhasil jika ada komunikasi terbuka antara guru, kepala sekolah, dan orang tua. Anak bukanlah pendengar yang baik, tetapi peniru yang ulung. Kalau bapaknya pegang HP, ibunya pegang HP, pasti anaknya juga begitu. Karena itu, guru dan orang tua harus hadir sebagai teladan yang terkadang menjadi sahabat atau orang tua, kadang juga mengalah,” kata dia.

Sadimin menambahkan bahwa berbagai praktik baik penerapan 7 KAIH telah dilakukan sekolah di Jawa Tengah. Di SMKN Tengaran, salah satunya, mengusung program PARWALI atau parenting bersama wali murid, kolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah, hingga kerja sama dengan Non-Governmental Organization (NGO).

"Sekolah tersebut juga menjalin hubungan dengan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA) serta melaksanakan program pengabdian masyarakat,” ata Sadimin.

SMKN 7 Tengaran juga memiliki program khusus untuk guru dan tenaga pendidik melalui SODIGAWAI, yaitu sosialisasi disiplin pegawai sekaligus penguatan soft skill guru dan wali kelas.

"Sementara untuk anak-anak, ada penanaman karakter melalui Duta Anti Tawuran, pembentukan Agen Perubahan Pelajar Pancasila, dan Duta Sekolah Berintegritas. Sekolah pun melibatkan pihak lain dalam program Koramil Goes to School, Police Goes to School, Puskesmas Goes to School, hingga Orang Tua Mengajar," dia menambahkan.

Dalam proses pendidikan, peran guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi, tetapi juga menjadi panutan dan sumber inspirasi bagi murid. Guru yang mampu menyentuh hati siswa dan menyalakan semangat belajar akan memberi dampak jangka panjang dalam pembentukan karakter dan cita-cita anak. Karena itu, penting bagi pendidik untuk terus mengembangkan diri, tidak hanya dalam penguasaan materi, tetapi juga dalam pendekatan dan keteladanan.

“Guru yang biasa-biasa saja hanya memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang hebat mendemonstrasikan. Dan guru yang hebat menginspirasi,” ujar Sadimin.

KEYWORD :

Kemdikdasmen Gerakan 7 KAIH Penguatan Karakter BBPMP Jateng




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :