Sabtu, 04/10/2025 03:13 WIB

Ditemukan di Cikande Banten, Seberapa Bahaya Radioaktif Cs 37?

Cesium-137 merupakan produk samping dari reaksi fisi nuklir dan biasa ditemukan dalam peralatan industri atau sebagai limbah nuklir. Sifatnya yang tidak berbau dan tidak berwarna membuat keberadaannya sulit dikenali tanpa alat pendeteksi khusus.

Penanganan paparan radiasi Cesium-137 (Cs-137) atau zat radioaktif Cs-137 di kawasan industri Cikande, Serang, Banten (Foto: Kementerian Lingkungan Hidup)

Jakarta, Jurnas.com - Temuan paparan radiasi Cesium-137 (Cs-137) atau zat radioaktif Cs-137 di kawasan industri Cikande, Serang, Banten, dalam beberapa hari terakhir mengundang perhatian serius. Material berbahaya ini langsung ditangani oleh otoritas setempat dan pemerintah yang dikomandoi oleh Kementerian Lingkungan Hidup untuk mencegah dampak yang lebih luas.

Langkah cepat dilakukan karena cesium-137 bukan zat biasa. Isotop radioaktif ini dikenal memiliki potensi membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia dalam jangka pendek maupun panjang.

Dikutip dari berbagai sumber, cesium-137 merupakan produk samping dari reaksi fisi nuklir dan biasa ditemukan dalam peralatan industri atau sebagai limbah nuklir. Sifatnya yang tidak berbau dan tidak berwarna membuat keberadaannya sulit dikenali tanpa alat pendeteksi khusus.

Radiasi yang dipancarkan cesium-137 terdiri dari sinar beta dan gamma, yang mampu menembus jaringan tubuh manusia. Jika masuk ke dalam tubuh, zat ini bisa mengendap di jaringan lunak dan menyebabkan kerusakan sel secara bertahap.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa dampak radiasi pada manusia sangat bergantung pada dosis dan durasi paparan. Semakin tinggi dosis dan semakin lama terpapar, semakin besar risiko gangguan kesehatan yang ditimbulkan.

Dalam kasus paparan akut, seseorang dapat mengalami mual, muntah, luka pada kulit, hingga gangguan pada sistem darah akibat kerusakan sumsum tulang. Sementara itu, efek jangka panjangnya bisa memicu kanker, cedera organ, hingga gangguan genetika.

Yang perlu dikhawatirkan, efek kronis dari radiasi sering kali tidak langsung terasa. Paparan dosis rendah secara terus-menerus dapat merusak DNA dan meningkatkan risiko penyakit serius tanpa disadari.

Kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil menghadapi risiko yang lebih tinggi dibanding populasi umum. Hal ini karena sel-sel mereka membelah lebih cepat, sehingga lebih mudah rusak oleh paparan radiasi.

Janin dalam kandungan pun tak luput dari ancaman, sebab paparan cesium-137 berisiko menyebabkan cacat lahir atau gangguan perkembangan otak. Sementara pada anak-anak, dampaknya dapat muncul bertahun-tahun kemudian dalam bentuk kanker atau gangguan tumbuh kembang.

Di sisi lain, dampak lingkungan juga tidak bisa diabaikan. Kontaminasi cesium-137 dapat menyebar ke tanah, air, dan rantai makanan, serta mengancam keberlangsungan ekosistem sekitar.

Oleh karena itu, selain pengamanan area terdampak, tim teknis juga perlu melakukan pemetaan zona kontaminasi dan upaya dekontaminasi secara bertahap. Pemerintah juga perlu meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan limbah radioaktif agar kejadian serupa tidak terulang.

Temuan di Cikande ini menjadi pengingat bahwa bahaya radiasi bukan hanya ancaman fiksi ilmiah, tetapi nyata dan bisa terjadi di tengah kawasan industri. Oleh sebab itu, transparansi informasi, kecepatan penanganan, dan pengawasan jangka panjang harus menjadi prioritas.

Jika tidak ditangani secara serius, kontaminasi radioaktif seperti ini berpotensi meninggalkan jejak bahaya selama puluhan tahun. Karena seperti cesium-137 yang memiliki waktu paruh hingga 30 tahun, dampaknya tak langsung terlihat—namun bisa sangat lama dirasakan. (*)

 
KEYWORD :

Radioaktif Cs 37 Cesium-137 Kawasan Industri Cikande Banten Radiasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :