Jum'at, 03/10/2025 18:13 WIB

Penggunaan Media Sosial Berlebih Bisa Perparah Kesepian, Studi Ungkap Alasannya

Banyak yang mengira scrolling tanpa henti di media sosial bisa menghilangkan rasa kesepian, tapi penelitian terbaru justru menunjukkan sebaliknya.

Ilustrasi sedang menggunakan media sosial (Foto: Pexels/Ron Lach)

Jakarta, Jurnas.com - Banyak yang mengira scrolling tanpa henti di media sosial bisa menghilangkan rasa kesepian, tapi penelitian terbaru justru menunjukkan sebaliknya. Dari survei yang melibatkan lebih dari 1.500 orang dewasa Amerika berusia 30-70 tahun, hasilnya cukup mengejutkan: semakin sering dan lama seseorang mengakses media sosial, semakin besar kemungkinan ia merasa kesepian.

Bukan Cuma Anak Muda, Orang Dewasa dan Lansia Juga Terpengaruh

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Jessica Gorman dari Oregon State University ini memperluas temuan sebelumnya yang hanya fokus pada anak muda. Dr. Brian Primack, salah satu penulis studi, mengungkapkan bahwa hubungan antara penggunaan media sosial dan kesepian ternyata berlaku juga pada kelompok usia yang lebih tua, termasuk mereka yang mendekati usia pensiun.

“Orang yang berada di 25% teratas dalam frekuensi penggunaan media sosial dua kali lebih mungkin merasa kesepian dibanding yang paling sedikit menggunakannya,” ujar Dr. Primack.

Frekuensi dan Durasi Sama-sama Berpengaruh

Menariknya, bukan hanya durasi penggunaan yang berpengaruh, tetapi juga seberapa sering seseorang `cek` media sosial. Baik melakukan banyak sesi singkat atau beberapa sesi panjang, keduanya terkait dengan peningkatan risiko kesepian.

Beberapa orang bahkan melaporkan membuka aplikasi media sosial hingga 100-200 kali sehari, dengan total waktu mencapai 2-4 jam. Meski sentuhan itu terlihat kecil, akumulasi waktu dan frekuensi ini berpotensi memperdalam perasaan terisolasi.

Mengapa Media Sosial Malah Memperparah Kesepian?

Dr. Gorman menjelaskan bahwa penggunaan media sosial yang terlalu sering atau lama bisa menggeser waktu untuk interaksi sosial nyata, yang sejatinya penting untuk mengatasi kesepian. Untuk orang dewasa dan lansia—yang disebut sebagai “digital immigrants” karena mereka tidak tumbuh dengan teknologi ini—ketidaktahuan tentang cara membangun koneksi bermakna secara online bisa membuat rasa kesepian terasa lebih tajam.

Kesepian Bukan Sekadar Perasaan, Ini Risiko Kesehatan Serius

Menurut laporan, kesepian punya dampak kesehatan yang serius, mulai dari risiko penyakit jantung, depresi, hingga penyalahgunaan zat. Bahkan, Kepala Bedah Amerika Serikat menyamakan dampak buruk kesepian dengan merokok 15 batang rokok per hari.

Dengan pandemi COVID-19 yang makin memperparah isolasi sosial, saat ini hampir separuh orang dewasa di AS merasa kesepian—menjadi sinyal kuat bahwa solusi instan lewat media sosial mungkin bukan jalan keluar.

Meski temuan ini kuat, para peneliti menegaskan bahwa studi ini bersifat observasional. Artinya, belum bisa dipastikan apakah media sosial menyebabkan kesepian, atau justru orang yang merasa kesepian lebih banyak menggunakan media sosial. Kemungkinan besar keduanya saling memengaruhi.

Tips Mengurangi Kesepian di Era Digital

Kalau kamu merasa kesepian, menambah waktu scrolling bukan solusinya. Cobalah gunakan media sosial sebagai alat untuk membangun koneksi nyata: kirim pesan suara, jadwalkan panggilan video, atau rencanakan pertemuan langsung.

Berikan dirimu jeda dari layar, terutama di malam hari. Ganti beberapa sesi cek media sosial dengan jalan-jalan singkat, bertemu teman, atau aktivitas keluarga.

Untuk tenaga kesehatan dan perusahaan, penting untuk mulai menanyakan kondisi kesepian pasien atau karyawan secara rutin. Sediakan alternatif mudah untuk membangun koneksi sosial, seperti kelas kelompok, dukungan sebaya, atau kegiatan sukarela. (*)

Studi lengkap ini dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health. Sumber: Earth

KEYWORD :

Media sosial Rasa kesepian Scrolling Dampak penggunaan medsos Kesehatan mental




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :