
Ephorus HKBP, Victor Tinambunan
Jakarta, Jurnas.com – Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt Victor Tinambunan menyampaikan sikap tegas terkait keberadaan PT Toba Pulp Lestari (TPL). Ia menilai perusahaan bubur kertas tersebut lebih banyak menimbulkan kerusakan lingkungan dan konflik sosial, sehingga mendesak agar TPL segera ditutup.
“Sebagai pimpinan gereja HKBP, ini yang pertama-tama yang paling utama mengapa kita serukan, karena ini bagian dari iman yang dianut oleh HKBP. Doktrin HKBP eksplisit tertulis bahwa HKBP harus ikut merawat alam ciptaan dan menentang segala upaya perusakan lingkungan. Jadi, ini amanat,” ujar Ephorus HKBP sebagaimana dikutip dari Talkshow di *Torpedo Podcast*, Kamis (2/10/25)
Dialog Ephorus di Torpedo Podcast dipandu oleh dua Jurnalis Rafyq Panjaitan dan Fathan Sinaga. *Torpedo Podcast* adalah channel Youtube yang digawangi para wartawan parlemen dengan tema: profil, isu aktual, hukum hingga sosial politik.
Ephorus menegaskan, krisis ekologi kini merupakan ancaman global paling serius. Kerusakan alam di Tanah Batak, kata dia, menjadi bagian dari ancaman tersebut.
“Saya lebih dari 40 tahun tinggal di Sumatera Utara, jadi saksi mata keadaan ini. Bencana seperti tanah longsor, matinya sungai-sungai kecil, berkurangnya debit air sungai besar, hingga hilangnya keanekaragaman hayati adalah konsekuensi dari hancurnya hutan,” ucapnya.
Ia menilai keberadaan tanaman monokultur eukaliptus yang dikelola perusahaan justru memperparah kerusakan.
“Dan semua sepakat, bahkan saya dengar dari Pak Luhut Panjaitan, bahwa tanaman monokultur ekaliptus itu merusak tanah,” katanya.
Mengenai konflik agraria yang terjadi di Sihaporas, Ephorus menyebut masyarakat setempat adalah penduduk asli yang sudah ada jauh sebelum republik berdiri.
“Kenyataannya, teman-teman di Sihaporas sudah lebih dulu di situ, sekarang mereka mengusahakan lahannya,” ujarnya.
Ephorus menegaskan, dialog dengan perusahaan sudah tidak relevan lagi. Ia sudah tiba pada kesimpulan, bahwa PT TPL dengan segala fakta yang ada, harus dibubarkan.
“Saya sudah tiba pada kesimpulan, kita lihat fakta yang ada, pergerakan yang ada, dan hasil-hasil studi. Buku Jeritan Bona Pasogit juga merekam korban-korban sejak puluhan tahun lalu sampai hari ini. Maka saya katakan, kehadiran TPL sejak awal sampai sekarang itu lebih banyak dampak negatifnya. Kerusakan yang ditimbulkan secara sosial dan alam, oleh karena itu tidak butuh dialog, harus segera ditutup,” tegasnya.
Benturan antara TPL dan warga sebelumnya berulang kali terjadi. Salah satu yang paling menyita perhatian publik adalah bentrokan berdarah di Sihaporas, Kabupaten Simalungun, pada akhir september lalu. Peristiwa itu menyebabkan sejumlah warga mengalami luka-luka akibat benturan dengan pihak keamanan perusahaan. Hingga kini, konflik agraria tersebut belum menemukan jalan penyelesaian.
KEYWORD :Ephorus HKBP Victor Tinambunan PT Toba Pulp Lestari PT TPL Merusak Segera Tutup