Rabu, 01/10/2025 05:03 WIB

Kemdikasmen: Pembiasaan 7 KAIH Jadi Upaya Penguatan Karakter Anak

Pemerintah kembali menekankan pentingnya penguatan karakter sejak dini melalui Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH), di tengah derasnya arus teknologi digital dan ancaman adiksi gawai.

Senam sebagai salah satu unsur dalam gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat atau KAIH (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah kembali menekankan pentingnya penguatan karakter sejak dini melalui Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH), di tengah derasnya arus teknologi digital dan ancaman adiksi gawai.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) dan Komisi X DPR RI terus mengampanyekan pembiasaan 7 KAIH, untuk memastikan anak Indonesia tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental, sehat secara fisik, dan kuat secara moral.

Dalam kegiatan sosialisasi 7 KAIH di Kabupaten Pandeglang, Banten, Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Komunikasi dan Media, Arif Jamali, menyoroti ancaman brain rot akibat terpapar gawai yang berlebihan.

Menurut dia, anak-anak kini tumbuh di era media sosial dengan banyaknya video pendek yang memanjakan dopamin. Fenomena ini membuat otak mencari kepuasan instan, menjadikan anak mudah cemas dan sulit fokus.

"Gerakan 7 KAIH mulai dari bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, hingga tidur cepat, adalah cara sederhana namun ilmiah untuk mengembalikan keseimbangan fungsi otak dan membentuk ketahanan karakter," kata Arif di hadapan ratusan pemangku kepentingan pendidikan.

Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemdikdasmen, Rusprita Putri Utami, mengatakan bahwa pembiasaan baik ini bukan sekadar program jangka pendek, melainkan kebijakan nasional yang memiliki landasan kuat.

Dia menyebut pemerintahan Presiden Prabowo melalui Asta Cita keempat berkomitmen memperkuat pembangunan sumber daya manusia, pendidikan, dan karakter bangsa. Komitmen itu sudah diwujudkan Kemdikdasmen lewat Surat Edaran Bersama Nomor 1 Tahun 2025 yang melibatkan Kemdikdasmen, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama.

"Kami mengajak Catur Pusat Pendidikan, keluarga, sekolah, masyarakat, dan media untuk memastikan 7 KAIH menjadi kebiasaan sehari-hari anak Indonesia," ujar Rusprita.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan ganda, bonus demografi sekaligus ancaman stunting, di tengah era kecerdasan buatan yang berkembang cepat.

“Bung Karno pernah menegaskan bahwa yang pertama harus dibangun setelah merdeka adalah national character building. Jika kita tidak menyiapkan generasi dengan karakter tangguh, kita akan kesulitan menghadapi peradaban baru," kata Bonny.

"Konsistensi menjalankan 7 KAIH adalah investasi 10–20 tahun untuk melahirkan generasi emas yang cerdas, berkarakter, dan percaya diri," Bonnie menambahkan.

Bonnie juga menyoroti hasil survei internasional PISA 2022 yang menunjukkan penurunan kemampuan literasi dan numerasi Indonesia. Dia menilai ini alarm bagi seluruh masyarakat.

"Pembiasaan gemar belajar yang menjadi salah satu pilar 7 KAIH sangat relevan untuk mengangkat kembali literasi dan numerasi anak-anak Indonesia," kata Bonny.

KEYWORD :

Kemdikdasmen Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat 7 KAIH




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :