Selasa, 30/09/2025 14:45 WIB

Mengenal Perbedaan Percaya Diri, Sombong, dan Petantang-Petenteng agar Lebih Bijak

Mengenal Perbedaan Percaya Diri, Sombong, dan Petantang-Petenteng dengan Mudah

Ilustrasi mengenal perbedaan percaya diri, sombong, dan petantang-petenteng yang perlu diketahui (Foto: Pexels/Moose Photos)

Jakarta, Jurnas.com - Percaya diri adalah sikap yang sehat dan dibutuhkan dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Namun, jika tidak dikendalikan, kepercayaan diri bisa tergelincir menjadi kesombongan atau petantang-petenteng, dan itu kerap berbahaya.

Banyak orang gagal membedakan ketiganya karena tampak serupa di permukaan. Sama-sama tampil yakin, sama-sama berbicara tegas, namun niat dan dampaknya sangat berbeda.

Percaya diri muncul dari pemahaman yang utuh atas kemampuan diri tanpa merasa lebih tinggi dari orang lain. Sementara sombong berangkat dari kebutuhan untuk dilihat, diakui, bahkan dipuja—sering kali dengan merendahkan orang lain secara halus maupun terang-terangan.

Orang yang percaya diri tidak merasa terancam oleh keberhasilan orang lain, justru bisa menghargai dan memberi ruang. Tapi orang yang sombong cenderung kompetitif secara tidak sehat, mudah tersinggung, dan sulit menerima masukan.

Dalam psikologi, percaya diri dikaitkan dengan harga diri yang stabil, sedangkan kesombongan sering lahir dari kompensasi atas rasa tidak aman yang belum diselesaikan. Tak jarang, kesombongan tampil dalam bentuk sikap petantang-petenteng.

Petantang-petenteng adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan sikap sombong, angkuh, atau suka pamer secara berlebihan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia edisi revisi Wahyu Untara (2014), perilaku ini biasanya terlihat dari cara berjalan dengan dada dibusungkan, kepala diangkat tinggi, serta gestur tubuh yang penuh kepercayaan diri berlebihan, hingga memupuk sikap pamer berlebihan.

Orang yang petantang-petenteng sering berbicara dengan nada tinggi atau memamerkan kelebihan, kekayaan, maupun kekuasaan. Mereka cenderung ingin menjadi pusat perhatian melalui gaya berpakaian, perilaku, atau ucapan yang mencolok. Sikap ini juga sering kali kurang peka terhadap perasaan orang lain, karena fokus pada menonjolkan diri sendiri.

Istilah ini lazim digunakan dalam konteks informal sebagai kritik atau sindiran, tetapi juga bisa dipakai secara santai sebagai candaan ringan.

Sementara itu, dalam ajaran Islam, percaya diri dianggap sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah, sedangkan kesombongan dicela keras karena menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Sikap petantang-petenteng jelas bertentangan dengan prinsip kesederhanaan dan tawadhu yang diajarkan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi.” Ketika para sahabat bertanya tentang orang yang suka berpakaian bagus, Rasul menjelaskan bahwa kesombongan bukan soal penampilan, tapi soal sikap yang melecehkan sesama.

Artinya, menunjukkan potensi dan keberhasilan bukanlah hal yang salah. Yang membuatnya salah adalah ketika semua itu digunakan untuk merasa lebih dari orang lain dan enggan menerima kebenaran.

Dalam dunia kerja dan pergaulan sosial, perbedaan ini menjadi sangat penting. Percaya diri membuat seseorang bisa tampil profesional dan terbuka terhadap kritik, sedangkan kesombongan dan petantang-petenteng bisa merusak hubungan dan menimbulkan konflik.

Begitu juga di media sosial, di mana batas antara inspirasi dan pamer bisa sangat tipis. Konten motivasi bisa berubah menjadi ajang unjuk diri jika tidak disampaikan dengan empati dan kesadaran sosial.

Kita bisa mengenali perbedaan ini lewat dampaknya. Percaya diri membuat orang lain merasa nyaman, termotivasi, dan dihargai. Sementara kesombongan dan petantang-petenteng justru menciptakan jarak, membuat orang merasa disepelekan atau tersaingi.

Mengenal batas ini bukan hanya soal etika, tetapi soal kedewasaan dalam bersikap. Sebab, percaya diri memuliakan diri tanpa merendahkan orang lain—sementara kesombongan dan petantang-petenteng justru merendahkan diri sendiri tanpa disadari. (*)

 
KEYWORD :

Perbedaan sikap Percaya diri sombong Petantang-petenteng Islam Bijak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :