Selasa, 30/09/2025 01:17 WIB

Mengapa Orang yang Good Looking Sulit Dapat Pasangan?

Fenomena ini tidak hanya bisa terjadi di ruang digital, tapi juga di kehidupan nyata. Daya tarik fisik yang dianggap sebagai keunggulan, bisa menyimpan tantangan sosial yang kerap tak disadari.

Ilustrasi Orang yang Good Looking (Foto: Pexels/PNW Production)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam budaya visual yang memuja penampilan, wajah menarik sering dianggap sebagai tiket mudah menuju kehidupan asmara yang ideal. Namun, terkadang kenyataan berkata sebaliknya, individu good looking bisa kesulitan menemukan pasangan.

Fenomena ini tidak hanya bisa terjadi di ruang digital, tapi juga di kehidupan nyata. Daya tarik fisik yang dianggap sebagai keunggulan, bisa menyimpan tantangan sosial yang kerap tak disadari.

Salah satu penyebab utama adalah anggapan bahwa orang menarik sudah pasti memiliki pasangan. Pandangan ini menciptakan jarak, karena banyak orang mengurungkan niat untuk mendekat terlebih dahulu.

Selain itu, kesan “terlalu sempurna” juga kerap melekat pada mereka yang berwajah rupawan. Akibatnya, tak sedikit yang merasa minder sebelum sempat mengenal lebih jauh.

Di sisi lain, orang good looking sering didekati dengan motivasi yang dangkal. Ketertarikan yang muncul biasanya lebih didasarkan pada penampilan, bukan kepribadian.

Hal ini menimbulkan rasa waspada dan selektif berlebihan dalam menjalin hubungan. Sebab, sulit membedakan siapa yang datang dengan ketulusan dan siapa yang hanya tertarik secara visual.

Tekanan sosial juga ikut memainkan peran besar dalam dinamika ini. Mereka dituntut untuk selalu tampil sempurna, bukan hanya secara fisik, tapi juga dalam perilaku dan pencapaian.

Tuntutan tersebut memicu kehati-hatian dalam membuka diri, termasuk dalam konteks percintaan. Mereka cenderung takut dinilai atau disalahpahami hanya karena penampilannya.

Lebih jauh lagi, ekspektasi publik terhadap orang menarik bisa sangat tidak realistis. Ketika realita tak sesuai harapan, hubungan yang terjalin pun rentan kandas di tengah jalan.

Dalam banyak kasus, mereka justru kerap menjadi korban ghosting atau hubungan tidak serius. Ini terjadi ketika daya tarik awal berubah menjadi tekanan psikologis bagi pasangannya.

Kondisi ini diperkuat oleh temuan dari berbagai studi psikologi sosial yang menyebutkan bahwa daya tarik visual hanya berperan di tahap awal ketertarikan. Faktor-faktor seperti kecocokan nilai, komunikasi, hingga empati tetap menjadi fondasi utama hubungan yang sehat.

Dengan demikian, wajah menarik bukan jaminan kebahagiaan dalam hubungan asmara. Di balik sorotan dan senyuman yang memikat, mereka pun terkadang menjalani perjuangan emosional yang tak kalah kompleks. (*)

 
KEYWORD :

Good looking Orang yang menarik Hubungan Asmara Fenomena Sosial




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :