Senin, 29/09/2025 17:05 WIB

Pemanis Nol Kalori, Benarkah Lebih Sehat dari Gula?

Salah satu tren yang muncul adalah penggunaan pemanis nol kalori pada makanan dan minuman

Ilustrasi - pemanis nol kalori (Foto: Harian Disway)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam beberapa tahun terakhir, gaya hidup sehat semakin populer di masyarakat. Salah satu tren yang muncul adalah penggunaan pemanis nol kalori pada makanan dan minuman.

Dari minuman bersoda diet, yoghurt rendah gula, hingga camilan “bebas gula”, semua berlomba-lomba menawarkan sensasi manis tanpa tambahan kalori. Namun pertanyaannya, apakah pemanis nol kalori benar-benar lebih sehat dibanding gula biasa?

Pemanis nol kalori sendiri terbagi dalam beberapa jenis, mulai dari pemanis buatan seperti aspartame, sucralose, hingga pemanis alami seperti stevia, serta sugar alcohol seperti eritritol dan xylitol.

Produk-produk ini memang dirancang agar tidak menambah kalori maupun gula darah, sehingga kerap dipilih oleh mereka yang ingin menjaga berat badan atau kadar gula tubuh.

Meski begitu, sejumlah penelitian terbaru mengingatkan bahwa pemanis nol kalori bukan berarti tanpa risiko. Sebuah studi di Australia menemukan bahwa hanya dengan mengonsumsi satu kaleng minuman berpemanis buatan per hari, risiko terkena diabetes tipe 2 bisa meningkat hingga 38 persen.

Laporan lain juga menyinggung adanya kaitan antara konsumsi pemanis buatan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, gangguan metabolisme, hingga masalah kognitif.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan rekomendasi agar pemanis non-gula tidak dijadikan strategi utama untuk mengontrol berat badan maupun mencegah penyakit tidak menular.

Di sisi lain, bukan berarti gula biasa menjadi pilihan yang aman. Konsumsi gula tambahan berlebihan juga terbukti memicu berbagai masalah serius, mulai dari obesitas, diabetes, penyakit hati non-alkoholik, hingga kerusakan gigi. Gula disebut memiliki “kalori kosong” karena memberikan energi tanpa nilai gizi yang berarti.

Dengan demikian, baik gula maupun pemanis nol kalori memiliki catatan masing-masing dalam dunia kesehatan. Para ahli sepakat bahwa kunci utamanya bukan sekadar mengganti gula dengan pemanis, melainkan mengurangi ketergantungan pada rasa manis secara keseluruhan.

Pola makan seimbang dengan lebih banyak buah, sayur, dan makanan alami tetap menjadi pilihan terbaik.

Tren pemanis nol kalori memang memberi alternatif baru bagi konsumen yang ingin tetap menikmati rasa manis tanpa takut kelebihan kalori.

Namun, hingga penelitian jangka panjang benar-benar memastikan keamanannya, pemanis ini sebaiknya diperlakukan sebagai alat bantu, bukan solusi ajaib. Pada akhirnya, menikmati manis secukupnya. baik dari gula maupun pemanis nol kalori adalah jalan tengah yang paling bijak.

KEYWORD :

Pemanis Nol kalori Gula




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :