
Gambar Daun Apa-Apa (Foto: Unair)
Jakarta, Jurnas.com - Nama Daun Apa-Apa mungkin terdengar asing di telinga banyak orang. Namun siapa sangka, tanaman ini kini tengah menjadi sorotan dalam dunia riset kesehatan.
Dikutip dari laman Universitas Airlangga, daun Apa-Apa adalah sebutan lokal untuk Flemingia macrophylla, sejenis tanaman perdu yang tumbuh subur di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Dalam tradisi pengobatan masyarakat, tanaman ini kerap digunakan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi wanita.
Penggunaan daun ini secara empiris telah berlangsung turun-temurun, terutama sebagai ramuan pasca persalinan. Khasiatnya dipercaya mampu meredakan peradangan dan mempercepat pemulihan tubuh.
Meski digunakan secara tradisional, penelitian ilmiah terhadap tanaman ini masih tergolong minim. Baru belakangan, riset mendalam mulai mengungkap potensi luar biasa dari kandungan senyawanya.
Sebuah tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair), yang dipimpin oleh Prof. Dr. Mulyadi Tanjung, menemukan dua senyawa aktif dalam daun Apa-Apa. Kedua senyawa tersebut diberi nama deoksihomoflemingin dan 3-hidroksiflemingin A.
"Dalam pemilihan riset ini, kami memperhatikan 3 aspek yaitu ilmiah dilihat dari kandungannya, aspek pendidikan dengan melibatkan mahasiswa, dan aspek praktis dengan mengembangkan riset tidak hanya di dalam laboratorium namun juga dapat digunakan untuk industri kedepannya. Dari ketiga aspek ini, tanaman Apa-Apa sudah mencukupi syarat tersebut,” kata dia.
Melalui riset tersebut Prof Mulyadi menyampaikan bahwa banyak tanaman herbal di Indonesia yang berpotensi digunakan dalam pengobatan namun masih minim riset yang membahas potensinya. Secara ilmiah, hal tersebut memberikan potensi riset dan publikasi yang menjanjikan sebagai topik penelitian.
“Tim kami memilih riset mengenai daun Apa-Apa juga mempertimbangkan banyak hal yang mana belum ada penelitian yang membahas temuan senyawa baru dalam daun ini sehingga potensi risetnya sangat besar. Hal ini menjadi keuntungan kami untuk dapat melakukan publikasi di jurnal top tanpa mengeluarkan biaya,” kata dia.
Menurut Prof. Mulyadi, senyawa tersebut merupakan bagian dari metabolit sekunder tanaman yang secara alami berfungsi sebagai sistem pertahanan. Namun ketika dikaji lebih lanjut, struktur kimianya menunjukkan potensi farmakologis yang kuat.
Dari proses pengujian, kedua senyawa tersebut memang sangat aktif sebagai antikanker dan rencananya akan diujikan lebih lanjut untuk melihat potensi lainnya.
Riset ini tidak hanya ditujukan untuk pengembangan akademik, tetapi juga diarahkan pada pengembangan industri kesehatan. Tanaman ini dipilih karena mudah ditemukan, memiliki nilai ilmiah tinggi, dan berpotensi untuk diformulasikan secara praktis.
“Saat ini kami sedang berada di tahap awal uji in vitro yang mana masih akan dilanjutkan dengan uji in vivo, uji klinis, dan serangkaian uji lainnya. Dengan demikian harapannya tidak hanya dapat digunakan dalam dunia medis juga dapat menunjukkan daya saing riset Indonesia di kancah global,” pungkasnya.
(*)
Sumber: Unair
Daun Apa-Apa Antikanker Flemingia macrophylla