
Para alumni penerima Australia Awards Scholarship dari Indonesia pada acara festival musik mini tahunan Gig on the Green yang digelar di Jakarta (Foto: Vaza/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam acara festival musik mini tahunan Gig on the Green yang berlangsung di Jakarta, Sabtu (27/9), sejumlah alumni penerima Australia Awards Scholarship berbagi kisah mereka selama menempuh pendidikan di Negeri Kanguru.
Salah satunya adalah Richard Kennedy, penerima beasiswa asal Jawa Timur yang juga penyandang disabilitas netra. Ia menuturkan bahwa Australia memberikan lingkungan pendidikan yang sangat inklusif. Richard menempuh studi Magister Disability Practice and Leadership di Flinders University, Australia Selatan, dengan dukungan Australia Awards Scholarship.
“Di Australia, lembaga pendidikan sangat inklusif. Kami teman-teman disabilitas sangat disupport, banyak dukungan dari kampus sehingga kami bisa mencapai versi terbaik dari diri kami,” ujar Richard.
Ia juga menambahkan bahwa pengalamannya di Australia membantunya kini bekerja dalam bidang international development untuk memperkuat kemitraan Australia–Indonesia.
Richard yang dinobatkan sebagai International Student of the Year 2024 oleh Pemerintah Australia Selatan berharap nilai-nilai inklusivitas tidak hanya menjadi jargon, tetapi menjadi praktik nyata di Indonesia.
Pengalaman serupa disampaikan Rafika Kuratayun, dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang menerima Australia Awards Scholarship pada 2018 untuk studi PhD di Melbourne Law School, The University of Melbourne. Rafika menekankan bahwa ekosistem riset di Australia sangat mendukung.
“Suasana akademiknya egaliter, akses ke sumber pengetahuan sangat luas, dan dukungan akademik juga kuat. Itu yang membedakan dengan di Indonesia,” jelasnya.
Ia menambahkan, Melbourne Law School memiliki Southeast Asian Legal Studies (SILIS) yang menjadi pusat studi hukum Indonesia dan menjadi tempat tepat untuk riset serta kolaborasi.
Kedua alumni sepakat bahwa pengalaman studi di Australia tidak hanya memberikan bekal akademik, tetapi juga nilai-nilai inklusif dan kolaboratif yang bisa dibawa ke Indonesia.
“Harapan saya inklusi tidak hanya menjadi slogan, tetapi menjadi pengalaman hidup sehari-hari yang kita perjuangkan bersama antara pemerintah Indonesia, pemerintah Australia, serta komunitas kedua negara,” tegas Richard.
Acara Gig on the Green yang rutin digelar ini menghadirkan musik, kuliner khas Australia, serta ruang temu bagi para alumni universitas Australia di Indonesia untuk berbagi pengalaman dan mempererat jejaring.
KEYWORD :Alumni Indonesia Universitas Australia Australia Awards Scholarship