
Ilustrasi sedang berolahraga ringan (Foto: Pexels/cottonbro studio)
Jakarta, Jurnas.com - Kebiasaan sehari-hari yang tampak sederhana ternyata bisa menjadi kunci menjaga kesehatan otak di usia lanjut. Temuan ini berasal dari studi dua tahun di Amerika Serikat yang melibatkan lebih dari dua ribu peserta lansia.
Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Laura D. Baker dari Wake Forest University dan dilakukan di lima lokasi berbeda. Tujuannya adalah menguji apakah kebiasaan seperti olahraga, pola makan sehat, dan aktivitas sosial bisa memperlambat penurunan fungsi kognitif.
Para peserta berusia 60 hingga 79 tahun dan dianggap berisiko tinggi mengalami gangguan kognitif akibat gaya hidup pasif, pola makan buruk, atau riwayat keluarga. Mereka dibagi ke dalam dua kelompok dengan pendekatan berbeda namun berfokus pada kebiasaan yang sama.
Kelompok pertama mengikuti program terstruktur yang mencakup pertemuan rutin, latihan fisik, latihan otak digital, serta pemantauan kesehatan. Sementara itu, kelompok kedua mendapat panduan umum dan pertemuan terbatas tanpa arahan spesifik.
Meski intensitasnya berbeda, kedua pendekatan ini sama-sama memberikan hasil positif pada fungsi otak peserta. Namun, kelompok dengan pendampingan lebih teratur menunjukkan perbaikan yang sedikit lebih signifikan.
Selama dua tahun, skor kognisi global kelompok terstruktur meningkat 0,243 standar deviasi per tahun. Kelompok mandiri juga mengalami peningkatan, meski sedikit lebih kecil yakni 0,213 per tahun.
Perbedaan sebesar 0,029 tersebut dianggap kecil namun bermakna secara statistik. Peningkatan ini mencerminkan manfaat nyata dari pendekatan yang konsisten dan terarah.
Efek paling terlihat terjadi pada fungsi eksekutif seperti kemampuan merencanakan, mengatur, dan mengalihkan fokus. Sementara itu, peningkatan pada kecepatan berpikir juga tercatat meskipun tidak signifikan, dan skor memori relatif serupa di kedua kelompok.
Menariknya, manfaat program ini dirasakan oleh peserta dari berbagai latar belakang usia, jenis kelamin, etnis, hingga faktor genetik. Bahkan mereka yang membawa gen risiko Alzheimer tetap menunjukkan pola peningkatan yang serupa.
Program ini mengandalkan prinsip pola hidup sehat yang dapat dilakukan siapa saja. Termasuk olahraga ringan, makan dengan pola MIND diet, menjaga koneksi sosial, serta mengevaluasi tekanan darah dan kadar gula secara berkala.
MIND diet sendiri merupakan kombinasi dari diet Mediterania dan DASH, dengan fokus pada sayur hijau, buah berry, biji-bijian, ikan, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola makan ini mampu memperlambat penurunan kognitif jika dikombinasikan dengan kebiasaan sehat lainnya.
Selain itu, peserta juga dilibatkan dalam latihan otak berbasis komputer yang terbukti memberi manfaat kognitif dalam studi lain. Rutin melakukan stimulasi mental terbimbing dinilai lebih efektif ketimbang latihan otak yang dilakukan tanpa arahan.
Walau tidak ada kelompok tanpa intervensi dalam studi ini, peneliti percaya bahwa pendekatan aktif—baik ringan maupun intens—mampu memberikan efek positif. Edukasi berkelanjutan, interaksi sosial, dan kebiasaan yang dibentuk secara sadar diduga berperan besar dalam hasil akhir.
Hasil ini sejalan dengan studi sebelumnya di Finlandia, yang dikenal sebagai FINGER trial, yang juga menunjukkan bahwa pendekatan multidomain dapat menjaga kemampuan berpikir lansia. Studi di AS ini, dikenal sebagai U.S. POINTER, memperluas pendekatan tersebut ke populasi yang lebih beragam.
Menurut para peneliti, dampak yang terlihat mungkin kecil, tetapi signifikan bila dilihat dari segi pencegahan jangka panjang. Terlebih lagi, manfaat ini dicapai tanpa penggunaan obat atau terapi invasif.
Yang paling penting, studi ini menekankan bahwa struktur dan dukungan memiliki peran krusial dalam keberhasilan perubahan gaya hidup. Tujuan yang jelas, pemantauan rutin, dan rasa tanggung jawab sosial membuat kebiasaan sehat lebih mudah dijalankan.
Meski belum ada satu kebiasaan yang bisa disebut sebagai solusi tunggal, gabungan dari pola makan seimbang, aktivitas fisik, hubungan sosial, dan perhatian terhadap kesehatan fisik terbukti efektif menjaga kognisi. Ini adalah pendekatan yang realistis dan dapat diterapkan dalam rutinitas harian siapa pun. (*)
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal ilmiah JAMA. Sumber: Earth
KEYWORD :Kebiasaan Sehari-hari Kesehatan Otak Fusngsi kognitif Olahraga