
Papan Interaktif Digital membantu siswa tunanetra belajar di kelas (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Penggunaan Papan Interaktif Digital atau yang disebut Interactive Flat Panel (IFP) tidak hanya membawa manfaat melalui pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi murid reguler.
Karena ramah disabilitas, Papan Interaktif Digital bahkan bisa menjadi teknologi asistif untuk mendukung kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus, termasuk murid tunanetra.
Gress Saputra, murid kelas 9A SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, menjadi salah satu murid yang merasa sangat terbantu dengan hadirnya Papan Interaktif Digital di sekolahnya.
"Papan Interaktif Digital ini kan ada OS Android-nya sehingga bisa digunakan oleh tunanetra seperti saya dengan cara mengaktifkan fitur talkback. Jadi sangat bisa digunakan oleh tunanetra," kata Gress bersemangat.
Talkback adalah fitur aksesibilitas penting bagi penyandang gangguan penglihatan. Fitur ini dapat membacakan teks yang tampil di layar, dengan suara (text-to-speech). Saat pengguna menyentuh, menggeser, atau membuka aplikasi, fitur talkback akan memberikan umpan balik berupa suara.
Dengan mengaktifkan fitur ini pada layar Papan Interaktif Digital, murid tunanetra dapat mengeksplorasi Papan Interaktif Digital ini untuk belajar, seperti menjawab kuis-kuis yang terkait dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari.
Gress berharap, adanya Papan Interaktif Digital ini bisa mendorong murid disabilitas tunanetra untuk lebih mengetahui perkembangan teknologi. "Apalagi, cara belajar kan juga berkembang," Gress menambahkan.
Senada dengan Gress, Andi Valerio Ahmadinejad atau yang biasa disapa Rio mengatakan Papan Interaktif Digital ini sangat ramah disabilitas tunanetra seperti dirinya.
"Pembelajaran dengan Papan Interaktif Digital ini lebih seru karena ada pembaca layarnya dan sistemnya Android. Jadi sama handphone, tapi ini lebih besar jadi lebih mudah lagi," ujar Rio.
Karena mirip dengan perangkat handphone yang sudah biasa digunakan sehari-hari, Rio merasa tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan Papan Interaktif Digital ini.
Terlebih, Rio juga memang sudah menyenangi teknologi sejak lama. Rio bahkan sudah dapat mendesain poster dengan bantuan perangkat ini.
"Pesanku, jangan takut berkarya dan jangan enggak percaya diri menggunakan teknologi, misalkan teknologi papan digital interaktif ini. Jangan pesimis dulu, karena kita bisa mengetahui apa yang belum kita tahu sebelumnya," kata dia.
Fachmi Budiansyah, guru di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, mengatakan bahwa Papan Interaktif Digital ini tidak hanya aksesibel untuk murid tunanetra, tetapi dengan fitur yang ada di perangkat tersebut juga sangat membantu guru dalam menghadirkan pembelajaran yang lebih baik untuk murid tunanetra.
"Siswa bisa berbagi layar. Di kelas saya ada lima murid, layar mereka dapat disambungkan ke Papan Interaktif Digital ini, sehingga memudahkan guru untuk memonitoring hasil pekerjaan murid. Sebelumnya saya harus berkeliling satu-satu ke meja siswa. Jadi lebih efektif," ujar Fachmi menerangkan.
Sebagai guru Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), Fachmi memanfaatkan Papan Interaktif Digital ini untuk kegiatan belajar mengajar. Saat menggunakan Papan Interaktif Digital ini, anak-anak diminta untuk mengeksplorasi perangkat tersebut.
Salah satu bentuknya ialah bermain kuis terkait dengan materi pelajaran sehingga anak-anak lebih antusias dan gembira dalam belajar atau dengan mencari materi-materi belajar dalam berbentuk video atau audio.
Di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, Papan Interaktif Digital ini tidak hanya dimanfaatkan untuk belajar para murid, tetapi juga warga sekolah lainnya.
Saat demo di Jakarta beberapa waktu lalu, Papan Interaktif Digital ini digunakan oleh guru untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh bagi para murid.
Papan Interaktif Digital ini juga dimanfaatkan sekolah untuk kegiatan parenting support dengan para orang tua murid bersama narasumber, termasuk untuk sosialisasi Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi orang tua murid.
"Jadi, manfaat Papan Interaktif Digital ini sudah sangat banyak dan digunakan oleh seluruh warga sekolah," kata Kepala SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, Indrawati Saptariningsih.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa Papan Interaktif Digital dapat menjadi perangkat yang membantu pembelajaran murid dengan disabilitas, demi mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua yang inklusif.
"Kehadiran Papan Interaktif Digital ini mendorong layanan pendidikan tanpa kesenjangan karena semua murid memiliki kesempatan yang sama untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dengan alat ini," ujar Tatang.
Sebagai informasi, tahun ini Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK menargetkan 2.360 SLB akan menerima bantuan program Digitalisasi Pembelajaran berupa Papan Interaktif Digital.
KEYWORD :Papan Interaktif Digital Kemdikdasmen Siswa Tunanetra Anak Berkebutuhan Khusus