
Mendikdasmen Abdul Mu`ti meninjau fasilitas di satuan pendidikan vokasi di Cimahi, Jawa Barat (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menekankan bahwa satuan pendidikan vokasi harus meningkat secara kualitas sehingga bisa menghasilkan generasi yang berkualitas.
Menurut Menteri Mu`ti, tidak semua hal akan dipelajari oleh murid di sekolah. Karena itu dibutuhkan guru yang tidak hanya mampu memberikan kemampuan hard skill namun juga soft skill.
"Dengan kemampuan soft skills murid bisa memiliki bekal untuk melihat dunia yang berubah, bertahan di dunia yang berubah, dan belajar hal baru yang tidak diajarkan di sekolah," kata Mendikdasmen di Cimahi, Jawa Barat, pada Senin (22/9).
Menteri Mu’ti menekankan bahwa SMK ke depan harus memperkuat soft skills, salah satunya dengan pembelajaran mendalam. Pendekatan mendalam merupakan sebuah pendekatan pembelajaran partisipatif ketika murid belajar dan terlibat untuk menemukan atau menciptakan ilmu.
Guru sebagai fasilitator pembelajaran dapat menggunakan pendekatan partisipatif, yakni guru menjadi bagian dari proses pembelajaran yang ada.
Adapun SMK diharapkan tidak hanya menyiapkan SDM yang terampil, tetapi juga yang bisa menciptakan lapangan kerja baru dengan kemampuan yang mereka pelajari di bangku SMK.
"Pembelajaran mendalam memperkuat soft skills itu bagaimana mereka bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan kreatif," kata Mu’ti di hadapan 248 guru vokasi/kejuruan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) terus memperkuat kompetensi guru vokasi agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta mendukung terciptanya lulusan pendidikan vokasi yang adaptif, kompeten, dan berdaya saing global.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, menuturkan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk menyelaraskan kompetensi guru dengan kebutuhan industri.
Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan keterampilan profesional, teknis kejuruan, serta memperkuat aspek pedagogik, kepemimpinan, dan kewirausahaan para guru.
Peningkatan Kompetensi Guru (Upskilling dan Reskilling) ini diharapkan akan semakin mendekatkan lulusan vokasi dengan yang dibutuhkan DUDI sehingga bisa memastikan lulusan SMK akan semakin cepat terserap oleh DUDI.
Oleh karena itu, guru vokasi harus terbuka dan belajar. Melalui inisiatif ini, diharapkan kualitas pembelajaran akan meningkat dan kemitraan yang kuat antara dunia pendidikan dan dunia kerja dapat terjalin.
"Pendidikan vokasi adalah tulang punggung dalam menyiapkan SDM yang siap kerja dan terampil. Jika guru semakin kuat kompetensinya, maka kualitas pembelajaran di kelas semakin meningkat dan hasilnya lulusan vokasi akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja," ujar Tatang.
Manfaat program ini dirasakan seluruh peserta, salah satunya adalah Muhammad Fawzi, guru SMKN 1 Karawang. Fawzi menuturkan bahwa guru SMK perlu untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan zamannya. Dengan adanya pelatihan ini, Fawzi bisa mengaplikasikan ilmu yang dia dapatkan pada proses pembelajaran di sekolahnya.
"Kalau di sekolah kan terbatas sehingga kita butuh pelatihan-pelatihan semacam ini untuk upgrade ilmu. Dengan ilmu terbaru ini kita juga bisa menyiapkan lulusan-lulusan SMK yang benar-benar terampil baik sesuai kompetensi yang diambil maupun soft skills," kata Fawzi.
KEYWORD :Mendikdasmen Abdul Mu`ti Pembelajaran Mendalam Deep Learning