
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu`ti dalam peluncuran buku dan panduan pembelajaran STEM (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) meluncurkan buku panduan pembelajaran Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) pada Selasa (23/9) kemarin.
STEM merupakan pendekatan belajar yang menggabungkan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika untuk memecahkan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui STEM, murid diajak berpikir kritis, berkreasi, dan berkolaborasi lintas disiplin ilmu dan semuanya dilakukan secara kontekstual.
Peluncuran ini merupakan bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025 untuk menjawab tantangan pengimplementasian pendidikan STEM dengan menyediakan sumber daya yang relevan dan mudah diakses oleh pendidik maupun pelajar.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) menyusun Panduan Pembelajaran STEM serta melakukan kurasi 109 judul buku bermuatan STEM yang mencakup Buku Teks Utama (BTU) dan Buku Nonteks (BNT).
Semua buku tersebut tersedia dalam format digital dan dapat diakses secara terbuka melalui laman https://buku.kemendikdasmen.go.id/buku-stem.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa masyarakat teknokratis merupakan sebuah realitas yang harus mulai disiapkan sejak sekarang, dimulai dari pembangunan masyarakat ilmu (knowledge-based society), serta penguatan kemampuan-kemampuan yang mendorong generasi muda dalam pengembangan sains, teknologi, rekayasa (engineering), dan Matematika maka dari itu STEM perlu dikenalkan sejak dini.
"Kalau kita melihat arah masyarakat ke depan adalah masyarakat yang teknokratis, masyarakat yang tidak hanya semakin terkoneksi dan melek teknologi, tapi masyarakat yang masa depannya sangat ditentukan oleh kemampuan mereka dalam bidang-bidang teknologi," kata Mendikdasmen di Bandung.
Mendikdasmen menyampaikan bahwa sains adalah bagian dari program prioritas Presiden dalam rangka mewujudkan Asta Cita Presiden yang keempat, yaitu membangun sumber daya manusia yang kuat dengan pendidikan, sains dan teknologi, serta program-program lain yang mendukung sumber daya manusia.
"Belajar sains itu bukan sekadar mempelajari teori dan mempelajari berbagai konsep tapi juga mendekatkan murid kita ini dengan kesadaran transcendental, dengan pembentukan karakter dan juga proses-proses lain yang membawa mereka (siswa) pada kehidupan yang sederhana, kehidupan yang menjadikan mereka sebagai saintis itu tidak hanya baik secara pribadi tapi juga menimbulkan kebaikan dalam kehidupan di masyarakat di mana mereka berada," ujar Mu’ti.
Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyampaikan tantangan dari STEM yakni menumbuhkan minat berhitung yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
Dia juga menyatakan dukungannya dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung STEM sebagai jawaban atas tantangan bangsa.
"Konteks STEM yang pertama adalah menimbulkan hasrat untuk melakukan penghitungan terutama nanti setelah berbaur dengan masyarakat. Kami sebagai rakyat Indonesia pasti mendukung apalagi ini untuk kepentingan masyarakat dalam konteks menjawab tantangan masyarakat," kata Ferdiansyah.
Kepala BSKAP, Toni Toharudin, menyatakan bahwa panduan dan buku kurasi pendukung pembelajaran STEM diharapkan memperkuat implementasi STEM di satuan pendidikan.
Menurut dia, ini juga mencerminkan dukungan pemerintah dalam meningkatkan literasi guru, murid, dan masyarakat melalui SIBI sebagai sumber belajar yang edukatif dan inspiratif, sesuai dengan tuntutan pembelajaran saat ini.
"Kegiatan ini sekaligus merupakan wujud dari dukungan pemerintah pusat melalui peningkatan literasi guru, murid, dan masyarakat luas melalui pemanfaatan SIBI sebagai sumber belajar dan bacaan yang edukatif Inspiratif serta menyenangkan sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad 21," ujar Toni.
KEYWORD :Kemdikdasmen Pembelajaran STEM Abdul Mu`ti