
Kepala BSKAP Kemdikdasmen, Toni Toharuddin (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Kurikulum Pembelajaran (Puskurjar), Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) memberikan pelatih bagi para pengembang kurikulum provinsi dan kabupaten/kota, pada 21-24 September 2025 di Jakarta.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menekankan pentingnya peran pengembang kurikulum sebagai fondasi utama dalam membangun pendidikan yang bermutu dan menjawab tantangan zaman.
"Peran Bapak dan Ibu sekalian sebagai pengembang kurikulum, baik di tingkat pusat maupun daerah, sangat menentukan keberhasilan arah pendidikan kita. Pengembangan kurikulum adalah kunci agar pendidikan mampu menjawab tantangan zaman sekaligus membentuk generasi yang berkarakter," kata Toni pada Senin (22/9).
Toni juga menegaskan pentingnya Pembelajaran Mendalam (deep learning) sebagai paradigma utama dalam kebijakan kurikulum. Pendekatan ini selain menargetkan pencapaian akademik, juga membangun karakter, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas dan kolaborasi siswa.
Menurut dia, Pembelajaran Mendalam harus secara nyata hadir di ruang kelas, memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Untuk mendukung hat tersebut, BSKAP sedang memperkuat kolaborasi pusat dan daerah melalui sistem informasi kurikulum interaktif yang mempermudah komunikasi.
Salah satu fokus lokakarya adalah pengembangan muatan lokal sesuai dengan karakteristik daerah, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
"Muatan lokal adalah sebuah sarana untuk memperkuat identitas dan kearifan daerah. Melalui muatan lokal yang tepat, siswa diharapkan memahami budaya dan potensi wilayahnya sekaligus tetap terbuka pada dunia global," ujar Toni.
Lokakarya selama 32 jam pelajaran menggunakan metode interaktif dan partisipatif. Materi inti yang akan dibahas mencakup Kebijakan Kurikulum PAUD, Dasar, dan Menengah; Pembelajaran Mendalam (deep learning) sebagai Paradigma Utama; Pengembangan dan Diversifikasi Kurikulum Satuan Pendidikan; dan Penguatan Kurikulum Muatan Lokal.
Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Laksmi Dewi, dalam laporannya menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menghasilkan kurikulum muatan lokal yang sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan sekaigus menjawab kebutuhan daerah.
Lokakarya ini diikuti oleh 66 Tim Pengembang Kurikulum (TPK) dari 27 provinsi dan 39 kabupaten/kota se-Indonesia di mana peserta telah mendapatkan materi pendahuluan melalui Learning Management System (LMS).
Peserta juga memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Guru SDN Bokaka, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, Rama Shinta Dewi Kartiman, menyampaikan bahwa lokakarya ini menjadi ruang belajar bersama dan bertumbuh sesuai dengan konsep pembelajaran mendalam yang disampaikan.
"Kami berencana mengembangkan program muatan lokal yang melestarikan budaya daerah sekaligus membekali siswa dengan keterampilan khas daerah, serta membentuk karakter yang menghormati nilai-nilai budaya setempat," kata dia.
Dia juga menyampaikan tantangan yang dihadapi di daerahnya yaitu belum adanya keseragaman muatan lokal di mana masing-masing sekolah masih menentukan sendiri pilihan muatan lokal sesuai karakteristik sekolah.
Antusiasme serupa juga datang dari Leonardus O. Magai, anggota pengembang kurikulum dan juga praktisi dari Papua Tengah. Dia menyebut tantangan unik di wilayahnya yang tengah mengembangkan muatan lokal pencegahan HIV/AIDS.
"Kami harus mulai dari nol, karena prevalensi HIV di Papua Tengah mencapai sekitar 5 persen dan menempati urutan ke-8 di Indonesia, sehingga kami berusaha mendorong materi pencegahan ini bisa masuk ke dalam kurikulum mulai dari kelas 1 SD dengan materi yang disesuaikan dengan jenjang dan usia," ujar Leonardus.
KEYWORD :Kepala BSKAP Toni Toharudin Kemdikdasmen Pembelajaran Mendalam