
Seorang anak laki-laki memegang bendera Palestina selama demonstrasi menentang penyitaan tanah mereka oleh Israel, di Raba, dekat Jenin, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 18 Juli 2025. REUTERS
Jakarta, Jurnas.com - Palestina dikenal sebagai salah satu wilayah paling sakral dalam sejarah agama-agama samawi. Di tanah inilah sejumlah nabi besar dilahirkan, menjalankan risalah, dan menorehkan jejak spiritual yang abadi.
Al-Qur’an menyebutnya sebagai “tanah yang diberkahi”, dan penyebutan itu selaras dengan peran historis Palestina dalam perjalanan kenabian. Negeri ini menjadi pusat dakwah dan tempat lahirnya generasi penerus wahyu ilahi.
Salah satu nabi besar yang lahir di tanah Palestina adalah Nabi Ishaq AS, putra Nabi Ibrahim. Kehadiran Ishaq menjadi jawaban atas doa panjang Ibrahim dan istrinya, Sarah.
Di tanah inilah Ishaq tumbuh, berdakwah, dan menjalankan perintah Tuhan. Melalui garis keturunannya lahirlah Bani Israil, umat yang kelak memiliki peran besar dalam sejarah kenabian.
Nabi Ya’qub AS, putra Ishaq, juga dilahirkan di Palestina. Dalam tradisi Islam, ia dikenal sebagai Israel, nenek moyang dua belas kabilah Bani Israil yang menyebar di berbagai wilayah dan menjadi dasar terbentuknya komunitas besar keturunan nabi.
Kehadiran Ya’qub memperkuat posisi Palestina sebagai tanah kelahiran generasi kenabian, bukan hanya secara biologis, tetapi juga secara spiritual. Di sinilah ajaran tauhid terus ditanamkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Berabad-abad setelahnya, tanah yang sama kembali melahirkan seorang nabi besar: Nabi Isa AS (Yesus). Ia dilahirkan oleh Maryam di kota Betlehem, yang kini menjadi salah satu situs ziarah paling penting di dunia.
Isa tidak hanya lahir di Palestina, tapi juga menjalankan dakwahnya di wilayah tersebut. Ia menyerukan tauhid kepada Bani Israil, menghidupkan kembali ajaran para nabi sebelumnya, dan menjadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam sejarah agama.
Tak jauh dari tempat kelahirannya, Nabi Yahya AS—putra dari Nabi Zakariya—juga lahir dan tumbuh besar di wilayah sekitar Yerusalem. Yahya dikenal sebagai sosok yang teguh, sederhana, dan berani menyampaikan kebenaran meski harus menghadapi penindasan.
Kisah hidup Yahya tidak bisa dipisahkan dari peran ayahnya, Nabi Zakariya AS, yang menurut sejumlah riwayat juga berasal dari Palestina. Zakariya mengabdikan hidupnya sebagai penjaga Baitul Maqdis, mengurus rumah ibadah, dan menjadi bagian penting dari ekosistem spiritual tanah suci ini.
Meskipun asal-usul kelahiran Zakariya masih menjadi perdebatan, tak ada keraguan akan kontribusinya dalam memperkuat dakwah kenabian di Palestina. Ia mewakili generasi penjaga wahyu, yang meneruskan perintah ilahi dalam keheningan dan kesetiaan.
Dari Ishaq hingga Isa, dari Ya’qub hingga Yahya, Palestina telah menjadi saksi bisu atas lahirnya wahyu, perjuangan dakwah, dan pengorbanan para nabi. Tanah ini bukan sekadar tempat dalam peta, tapi nadi spiritual dunia yang terus berdetak hingga kini. (*)
KEYWORD :Palestina Tanah Para Nabi Nabi di palestina