Rabu, 24/09/2025 02:49 WIB

Fosil Embrio Dinosaurus Berusia 70 Juta Tahun Ditemukan Utuh dalam Telur

Fosil Embrio Dinosaurus Berusia 70 Juta Tahun Ditemukan dalam Telur, Tunjukkan Posisi Siap Menetas

Ilustrasi - Fosil Embrio Dinosaurus Berusia 70 Juta Tahun Ditemukan dalam Telur, Tunjukkan Posisi Siap Menetas (Foto: Earth)

Jakarta, Jurnas.com - Penemuan langka di Tiongkok selatan mengungkap embrio dinosaurus yang hampir utuh di dalam telur berusia sekitar 70 juta tahun. Fosil ini menjadi salah satu yang paling lengkap dan detail yang pernah ditemukan dalam sejarah paleontologi.

Dijuluki Baby Yingliang, embrio ini ditemukan dalam batuan dari periode Kapur Akhir di wilayah Ganzhou, Provinsi Jiangxi. Fosil tersebut kini menjadi koleksi penting di Yingliang Stone Natural History Museum.

Telur ini pertama kali menarik perhatian ketika staf museum melihat adanya tulang melalui retakan di cangkangnya. Penemuan itu memicu serangkaian penelitian ilmiah mendalam untuk mengungkap isi telur lebih lanjut.

Hasil analisis menunjukkan bahwa telur tersebut berukuran sekitar 17 sentimeter panjang dan 7,6 sentimeter lebar, dengan embrio sepanjang 23,5 sentimeter di dalamnya. Spesiesnya diidentifikasi sebagai Oviraptorosaurus, kelompok dinosaurus theropoda berbulu yang masih satu garis evolusi dengan burung modern.

Keunikan fosil ini terletak pada posisi tulang-tulang embrio yang tetap utuh dan terhubung secara alami. Ini sangat jarang terjadi karena biasanya tulang embrio akan rusak atau bergeser selama proses fosilisasi.

Postur embrio menunjukkan pola melingkar, dengan kepala terselip di bawah tubuh, kaki di samping, dan punggung melengkung mengikuti bentuk telur. Posisi ini menyerupai perilaku tucking pada burung modern menjelang menetas.

Dalam dunia burung, tucking adalah gerakan penting yang dikendalikan sistem saraf pusat dan membantu anak burung memecahkan cangkang dari dalam. Ketika postur ini tidak terjadi dengan benar, proses menetas bisa gagal sepenuhnya.

Kesamaan postur ini menunjukkan bahwa perilaku sebelum menetas bukanlah inovasi yang muncul pada burung, tetapi sudah berkembang lebih awal pada nenek moyang theropoda mereka. Temuan ini memperkuat teori bahwa banyak perilaku burung modern berakar dari dinosaurus non-burung.

Steve Brusatte, ahli paleontologi dari University of Edinburgh, menyebut embrio ini sebagai “bayi burung dalam tubuh dinosaurus.” Ia menambahkan bahwa temuan ini adalah bukti visual kuat tentang kedekatan evolusioner antara burung dan dinosaurus.

Telur ini sebenarnya sudah lama disimpan di gudang museum sebelum akhirnya diteliti. Proses identifikasi baru dimulai setelah tulang terlihat dari retakan, yang kemudian memicu pemeriksaan lebih lanjut oleh para peneliti.

Salah satu peneliti utama, Waisum Ma dari University of Birmingham, mengatakan bahwa mereka terkejut melihat embrio ini sangat terawat dan berada dalam posisi alami. Posisi tersebut memungkinkan ilmuwan mempelajari tahap perkembangan janin dinosaurus dengan lebih akurat, bukan sekadar dari potongan tulang yang terpisah.

Keutuhan fosil ini membuka peluang untuk mengeksplorasi hubungan antara bentuk telur, struktur sarang, dan gerakan sebelum menetas di berbagai spesies dinosaurus. Selain itu, perbandingan dengan embrio lainnya akan membantu menentukan apakah perilaku ini bersifat umum atau hanya terjadi pada kelompok tertentu.

Melalui penelitian lebih lanjut, para ilmuwan berharap bisa mengidentifikasi karakteristik mana yang benar-benar unik pada burung dan mana yang sudah ada sejak era dinosaurus. Dengan begitu, pemahaman tentang evolusi perilaku dan fisiologi makhluk hidup bisa ditarik lebih jauh ke masa lampau. (*)

Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah iScience. Sumber: Earth

KEYWORD :

Dinosaurus dalam telur Baby Yingliang embrio dinosaurus Fosil telur China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :