Senin, 22/09/2025 14:49 WIB

Apa Itu Pintu Keselamatan dalam Islam dan Bagaimana Meraihnya?

Pintu keselamatan dalam Islam mencakup perlindungan hakiki yang berasal dari rahmat Allah, di dunia maupun akhirat

Ilustrasi -Sedang meraih pintu keselamatan (Foto: Islam Ramah)

Jakarta, Jurnas.com - Keselamatan dalam pandangan Islam tidak berhenti pada bebasnya manusia dari bahaya dunia semata. Lebih jauh, ia mencakup perlindungan hakiki yang berasal dari rahmat Allah, di dunia maupun akhirat.

Al-Qur’an menegaskan bahwa keselamatan sejati hanya bisa dicapai dengan mengikuti petunjuk-Nya. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya: "Maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah: 38)

Ayat tersebut menjadi penanda bahwa iman dan ketaatan bukan sekadar ajaran, melainkan fondasi utama agar manusia tidak tersesat di tengah arus kehidupan. Ketika manusia berpegang pada petunjuk Ilahi, ia tidak hanya terhindar dari kebingungan, tetapi juga dijaga dari kehampaan batin.

Keselamatan dalam Islam juga tidak lepas dari teladan Rasulullah ﷺ yang memberikan panduan konkret tentang bagaimana menjaga diri dari kebinasaan. Dalam sabdanya, beliau bersabda, "Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, maka aku menjamin untuknya surga." (HR. Bukhari)

Hadis ini menekankan bahwa menjaga lisan dan kehormatan diri adalah aspek penting dari keselamatan hidup. Bukan hanya dari sisi moral, tetapi juga sebagai bentuk penjagaan diri dari dosa yang bisa menggerus iman.

Dengan demikian, keselamatan bukan hanya perkara yang besar dan sulit diraih, tetapi juga berangkat dari tindakan-tindakan kecil yang konsisten. Sikap menjaga diri, berkata benar, serta tidak menyakiti orang lain adalah bagian dari jalan menuju ridha Allah.

Di sisi lain, Al-Qur’an juga memerintahkan pelaksanaan ibadah sebagai sarana untuk mendekat kepada Allah dan menjaga stabilitas ruhani manusia. Allah berfirman, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’." (QS. Al-Baqarah: 43)

Ibadah yang konsisten seperti shalat dan zakat bukan hanya memenuhi kewajiban ritual, tetapi menjadi pelindung spiritual yang menjauhkan manusia dari kekosongan makna. Ibadah juga menjadi pengingat harian bahwa manusia tidak berjalan sendiri, melainkan berada dalam pengawasan dan kasih sayang Tuhannya.

Lebih dari itu, doa dan amal saleh menjadi jembatan antara harapan dan pertolongan Ilahi. Dalam banyak ayat dan hadis, keduanya disebut sebagai sebab datangnya keberkahan dan penghapus kesulitan.

Keselamatan dalam Islam bersifat menyeluruh, mencakup aspek keimanan, akhlak, ibadah, dan hubungan sosial. Seluruh elemen ini saling menguatkan dan menjadi sistem perlindungan yang tidak hanya membentengi jiwa, tetapi juga memperbaiki kehidupan dunia.

Dengan menjaga keutuhan iman, ilmu, dan amal, seorang Muslim tidak hanya tengah menjaga dirinya dari keburukan, tetapi juga sedang menapaki jalan menuju surga. Keselamatan bukan sekadar janji akhirat, tetapi bisa dirasakan sejak di dunia bagi mereka yang hidup dalam petunjuk.

Islam menghadirkan pintu-pintu keselamatan yang terbuka luas bagi siapa saja yang ingin kembali kepada fitrahnya. Dan di balik setiap langkah kecil menuju kebaikan, ada janji Allah yang pasti: “Tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (*)

Wallahu`alam

KEYWORD :

Keselamatan Manusia Islam Dunia dan Akhirat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :