
Pembalap Tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia (Foto: MotoGP)
Jakarta, Jurnas.com - MotoGP bukan hanya soal adu cepat di lintasan, tetapi juga adu canggih teknologi di balik mesin motor yang digunakan para pembalap.
Dua konfigurasi mesin yang sering jadi bahan perbincangan adalah inline dan V-twin, masing-masing dengan karakter unik yang memengaruhi strategi balap.
Mesin inline, dengan susunan silinder sejajar, identik dengan pabrikan seperti Yamaha dan Suzuki. Tenaganya halus, stabil, dan mudah dikontrol, terutama saat masuk dan keluar tikungan.
Ini yang Bikin Baju Balap MotoGP Begitu Mahal
Tak heran, motor inline kerap disebut lebih bersahabat dengan pembalap meski tak selalu unggul dalam hal kecepatan puncak.
Sebaliknya, mesin V-twin, ikon Ducati hadir dengan tenaga yang meledak-ledak. Distribusi torsinya besar, sangat membantu saat akselerasi di lintasan lurus. Namun, karakter agresif ini menuntut keahlian lebih dari sang rider dan pengaturan teknis yang lebih rumit.
Pada akhirnya, setiap konfigurasi membawa filosofi balap berbeda: inline menonjolkan kelincahan di tikungan, sementara V-twin menekankan kekuatan penuh saat akselerasi.
Perbedaan inilah yang membuat MotoGP selalu menarik, karena strategi tim dan gaya balap pembalap akan sangat dipengaruhi oleh jantung mesin yang mereka andalkan.
MotoGP Mesin Inline V-Twin Perbedaan