
Ilustrasi - pemimpin zalim (Foto: sindonews)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam Islam, kedzaliman merupakan bentuk penyelewengan moral atau pelanggaran besar terhadap prinsip keadilan yang dijaga ketat dalam syariat, bukan sekadar pelanggaran norma sosial. Kedzaliman menjadi salah satu sebab utama turunnya azab, baik di dunia maupun akhirat.
Rasulullah ﷺ menegaskan dalam sabdanya, “Kedzaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ungkapan ini menggambarkan bahwa perbuatan zalim tidak hanya merusak atau mengundang kehancuran di dunia, tetapi menjadi beban berat yang menyelimuti pelakunya di akhirat kelak.
Karena itu, setiap bentuk kedzaliman—baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia, maupun terhadap Allah dengan melakukan syirik—memiliki dampak spiritual dan sosial yang sangat serius. Bahkan, kezaliman kecil sekalipun, jika dibiarkan, akan membuka celah bagi kehancuran yang lebih luas.
Makna Mendalam Menengadahkan Tangan Saat Berdoa
Al-Qur’an secara tegas memperingatkan umat Islam agar tidak tunduk pada hawa nafsu, karena nafsu adalah pintu utama menuju kezaliman. Dalam QS. Shad ayat 26, Allah berfirman bahwa orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan meninggalkan hari perhitungan akan mendapat azab yang berat.
Hal ini menunjukkan bahwa akar kedzaliman bukan hanya dari niat buruk, tetapi juga dari kegagalan manusia mengendalikan diri. Ketika hawa nafsu dibiarkan tanpa kendali, akal dan hati nurani tidak lagi mampu membedakan antara hak dan batil.
Apakah Terong Bisa Mencegah Kanker?
Dampak dari kedzaliman tidak hanya dirasakan oleh korban secara langsung, tetapi juga merusak tatanan sosial dalam jangka panjang. Masyarakat yang membiarkan kezaliman tumbuh tanpa perlawanan pada akhirnya akan ikut menanggung akibatnya.
Rasulullah ﷺ pun mengingatkan umat agar berhati-hati terhadap doa orang yang dizalimi. Dalam hadis riwayat Bukhari, beliau bersabda bahwa doa orang yang dizalimi tidak ada penghalangnya dengan Allah.
Artinya, kezaliman bukan hanya persoalan moral, tetapi juga ancaman nyata yang bisa berbalik menjadi petaka bagi pelakunya. Doa orang yang teraniaya bisa menjadi pembuka azab, bahkan ketika hukum di dunia belum sempat menyentuh pelaku.
Karena itu, Islam menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan, mulai dari urusan pribadi hingga sistem pemerintahan. Keadilan adalah fondasi utama dalam menegakkan hukum, menjaga hak, dan menghindari kerusakan sosial.
Dalam hukum Islam, pelaku kezaliman bisa dikenai sanksi yang sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Ada hukuman yang bersifat tetap seperti hudud dan qishash, serta hukuman ta`zir yang ditetapkan oleh hakim untuk menjaga kemaslahatan.
Namun, selain sanksi di dunia, ada balasan yang lebih berat di akhirat bagi orang yang terus-menerus berlaku zalim tanpa bertaubat. Islam memberi ruang bagi pelaku untuk memperbaiki diri, tapi juga menegaskan bahwa keadilan Allah akan berlaku tanpa kompromi.
Di sisi lain, masyarakat juga memiliki tanggung jawab kolektif untuk mencegah dan melawan segala bentuk kezaliman. Membiarkan ketidakadilan tumbuh sama saja dengan ikut serta dalam perusakan. (*)
Wallahu`alam
KEYWORD :Dzalim Islam doa bahaya kehancuran