
Ilustrasi - kanker (Foto: Pixabay)
Jakarta, Jurnas.com - Terong, sayuran yang umum dijumpai dalam berbagai masakan, kini menarik perhatian sebagai bahan alami yang berpotensi membantu pencegahan kanker. Namun, apakah terong benar-benar bisa menyembuhkan kanker?
Terong mengandung senyawa bioaktif seperti saponin, flavonoid, dan nasunin, sejenis antosianin yang memberi warna ungu pada kulit terong.
Senyawa-senyawa ini memiliki sifat antioksidan yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang berkontribusi pada perkembangan kanker.
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak terong memiliki efek antiproliferatif, yaitu kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dalam kondisi laboratorium. Namun, sebagian besar penelitian ini masih bersifat in vitro (di luar tubuh) dan belum diuji pada manusia Health Grid.
Terong belanda (Solanum betaceum), yang berbeda dari terong ungu, juga menunjukkan potensi dalam pencegahan kanker. Buah ini kaya akan antioksidan seperti antosianin dan asam klorogenat, yang dapat membantu melawan sel kanker.
Sebuah studi dalam The Malaysian Journal of Medical Science melaporkan bahwa ekstrak etanol terong belanda memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara dan hati.
Meskipun terong mengandung senyawa yang memiliki potensi antikanker, penting untuk diingat bahwa terong bukanlah pengganti pengobatan medis konvensional.
Konsumsi terong dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang mendukung pencegahan kanker, namun tidak dapat diandalkan sebagai terapi utama. Selalu konsultasikan dengan profesional medis sebelum mengandalkan bahan alami sebagai pengobatan kanker.
Dengan penelitian lebih lanjut, terong dan terong belanda mungkin dapat dikembangkan sebagai suplemen pendukung dalam pencegahan kanker. Namun, hingga saat ini, pengobatan kanker tetap memerlukan pendekatan medis yang tepat dan teruji.
KEYWORD :Terong Kanker Penyakit Berbahaya