Jum'at, 19/09/2025 14:34 WIB

Wamentrans Tinjau Sekolah Transmigran Papua Barat, Salurkan Bantuan Rp1,8 M

Kami datang ke sini untuk meninjau, memonitor, terkait program-program Kementrans

Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi saat meninjau langsung SD Inpres 13 di Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat (Foto: Ist/Kementrans)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi meninjau langsung SD Inpres 13, sebuah sekolah yang menjadi saksi sejarah program transmigrasi sejak 1983, di Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Didampingi Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani Sirua, Wamentrans Viva melihat langsung ruang-ruang kelas, fasilitas penunjang, toilet, serta akses air bersih yang menjadi kebutuhan utama sekolah tersebut. 

“Kami datang ke sini untuk meninjau, memonitor, terkait program-program Kementrans,” ujar Viva Yoga dalam keterangan tertulis, Jumat (19/9).

Dalam kunjungannya, Viva Yoga menyalurkan alokasi dana Rp1,8 miliar dari APBN 2025 untuk merenovasi fasilitas sekolah, memperbaiki akses air bersih, membangun tempat ibadah, dan membenahi jalan lingkungan.

“Semua adalah bagian dari realisasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto melalui Kementrans,” ujar mantan Anggota Komisi IV DPR itu.

Ia menyebut pendidikan sebagai fondasi utama untuk memajukan kawasan transmigrasi secara menyeluruh. Karena itu, Wamentrans menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia di kawasan transmigrasi.

"Kami ingin anak di kawasan transmigrasi menjadi manusia yang unggul, cerdas, dan inovatif," kata Viva Yoga.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, Viva Yoga akan berkolaborasi dengan kementerian terkait, pemerintahan provinsi, dan pemerintah kabupaten. Di APBN Tahun 2026, Kementrans akan tetap membantu sekolah-sekolah di kawasan transmigrasi.

"Anggarannya sudah dialokasikan," kata Wamentrans.

Dia berharap semua aspek pembangunan berjalan di kawasan transmigrasi agar mampu memenuhi segala kebutuhan transmigran dan warga setempat.

"Kita ingin pembangunan secara eskalatif di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya agar semua sejahtera dan bahagia," kata Viva Yoga.

Diketahui, SD Inpres 13 dibangun pada 1 Oktober 1983 oleh Kementerian Transmigrasi sebagai bagian dari pemenuhan infrastruktur dasar di permukiman baru. Kini, sekolah tersebut menampung 397 siswa yang sebagian besar merupakan generasi ketiga dan keempat dari keluarga transmigran.

Meski awalnya ditujukan bagi anak-anak transmigran dari Jawa, Bali, dan NTB, sekolah ini kini juga banyak menerima murid dari komunitas lokal. Hal ini memperlihatkan integrasi sosial yang terus berkembang di kawasan transmigrasi.

Salah satu guru di sekolah itu, Benidiktus Mayabubun, merupakan alumnus yang kembali mengabdi. Ia adalah anak transmigran asal Brebes, Jawa Tengah, yang kini merasa bangga bisa mendidik anak-anak di tempat ia tumbuh.

Beni menyebut dirinya alumni STKIP Muhammadiyah Manokwari. Sebagai guru ia menyebut murid-muridnya anak transmigran dari Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.

"Anak warga lokal juga banyak yang sekolah di sini," kata dia.

KEYWORD :

Wamentrans Viva Yoga Mauladi Sekolah Transmigran Papua Barat Bantuan Kementrans




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :