
Ilustrasi - Mengenal Al-Khawarizmi, Ilmuwan Islam di Balik Lahirnya Aljabar dan Algoritma (Foto: UICI)
Jakarta, Jurnas.com - Peradaban Islam mencatat banyak tokoh ilmu pengetahuan atau imuwan yang pengaruhnya melampaui zaman. Salah satu nama paling menonjol adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, sosok yang kemudian dijuluki sebagai Bapak Aljabar dan Bapak Algoritma.
Dikutip dari berbagai sumber, Al-Khawarizmi lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm, wilayah yang kini dikenal sebagai Khiva di Uzbekistan. Saat itu, dunia Islam tengah memasuki era keemasan, terutama di bawah kepemimpinan Dinasti Abbasiyah.
Kejayaan tersebut berpuncak pada masa Khalifah Al-Ma’mun, pemimpin yang dikenal sebagai pelindung ilmu dan pengetahuan. Di bawah visinya, berdirilah Baitul Hikmah di Baghdad, pusat intelektual dunia yang membuka jalan bagi banyak penemuan besar.
Di institusi inilah Al-Khawarizmi berkarya, meneliti, dan menulis karya-karya ilmiah yang kelak mengubah wajah ilmu pengetahuan. Ia tidak hanya menyerap ilmu dari peradaban Yunani dan India, tetapi juga menyusunnya kembali dalam struktur yang lebih sistematis.
Karya monumentalnya berjudul Al-Kitab al-Mukhtashar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah. Dari istilah al-jabr dalam judul buku tersebut, lahirlah kata “aljabar” yang kini menjadi istilah baku dalam dunia matematika.
Dalam kitab itu, Al-Khawarizmi memperkenalkan cara logis dan terstruktur dalam menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat. Ia menjadikan matematika sebagai ilmu berpikir, bukan sekadar alat hitung.
Buku tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dan menjadi rujukan utama di berbagai universitas Eropa. Pengaruhnya membentuk dasar pengajaran matematika di Barat selama berabad-abad.
Namun, sumbangan Al-Khawarizmi tidak berhenti di bidang aljabar. Ia juga menulis karya penting dalam aritmatika, astronomi, dan geografi.
Dalam bidang aritmatika, ia memperkenalkan sistem angka desimal dan konsep nol yang diadopsi dari India. Sistem ini menjadi pondasi bagi seluruh operasi matematika modern yang kita kenal hari ini.
Di bidang astronomi, ia menyusun tabel pergerakan benda langit yang kemudian dijadikan acuan dalam penghitungan kalender dan waktu salat. Sementara dalam geografi, ia memperbarui peta dunia dan data geografis dari karya Ptolemaeus.
Nama Al-Khawarizmi bahkan menjadi asal dari istilah “algorithm”, yang kini dikenal sebagai jantung dari teknologi komputer. Melalui transliterasi ke dalam bahasa Latin, namanya diabadikan sebagai Algoritmi.
Warisan intelektualnya membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dalam Islam tidak hanya berkembang, tetapi juga memberi kontribusi besar bagi dunia. Ia menjadi jembatan antara ilmu dari Timur dan Barat, dari masa lalu hingga masa kini.
KEYWORD :Al-Khawarizmi aljabar Ilmuwan Islam berpengaruh matematika algoritma