
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu`ti (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) dan Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikti) menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Baitul Tholibin, Komplek Kemendikdasmen, pada Selasa (16/9).
Mengangkat tema `Teladan Nabi Muhammad SAW dalam Membangun Karakter Bangsa Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua`, kegiatan ini menjadi bagian dari penguatan pendidikan karakter dan refleksi nilai-nilai spiritual dalam kehidupan berbangsa.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan hanya seremoni keagamaan, melainkan bagian integral dari pembentukan karakter siswa dan aparatur negara.
"Dalam rangka penguatan pendidikan karakter, salah satu kegiatan yang kita anjurkan untuk diselenggarakan di sekolah adalah peringatan hari besar agama-agama yang ada di Indonesia," kata Menteri Mu`ti.
"Selain untuk penguatan pendidikan karakter, juga untuk melatih kepemimpinan para pelajar, dan mendinamisasi kegiatan-kegiatan positif di sekolah," Mu’ti menambahkan.
Mendikdasmen menyoroti akhlak mulia Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam kepemimpinan, kesederhanaan, serta pelayanan kepada sesama. Beliau mengutip Kitab Al-Barzanji sebagai referensi atas sifat-sifat mulia Rasulullah SAW.
"Dibacaan ke-18 Kitab Al-Barzanji itu disebutkan bagaimana sifat-sifat Nabi yang perlu kita teladani. Beliau itu seorang yang sangat Tawadhu, kalau sepatunya rusak, dijahit sendiri. Kalau bajunya sobek, dijahit sendiri. Kalau ingin susu, beliau memerah sendiri kambingnya," ujar dia.
Menteri Mu’ti menekankan pentingnya ketulusan dalam pelayanan publik, meneladani Rasulullah SAW dalam khidmat dalam menjalankan pekerjaan baik di lingkungan kantor, keluarga maupun lingkungan masyarakat.
"Beliau (Nabi Muhammad SAW) berkhidmat melayani keluarganya dengan pelayanan yang tulus, bisirotin syariah. Melayani bukan karena disposisi, tapi karena memang harus begitu dengan ketulusan," kata dia.
"Beliau juga mencintai orang miskin, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, dan tidak menyulitkan orang fakir. Ini bisa menjadi teladan dalam membangun kehidupan bersama," ujar Menteri Mu’ti.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Maulid Nabi tidak hanya merupakan peringatan keagamaan, tetapi juga ekspresi budaya yang kaya dan sarat makna spiritual.
"Ini tentu bukan hanya sekadar kegiatan keagamaan. Bagi Kementerian Kebudayaan, ini juga sebuah warisan budaya bangsa yang ekspresinya sangat banyak. Dari Aceh hingga Papua, kita melihat kekayaan budaya lokal yang terinspirasi dari ajaran Islam, bahkan terjadi akulturasi," kata Menbud.
Dia menyampaikan bahwa peringatan Maulid di berbagai daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing, mulai dari pembacaan Barzanji, kasidah, arak-arakan, hingga keris.
Menurut dia, ini bukti Islam di Indonesia tumbuh dalam harmoni dengan budaya lokal. Islam masuk ke Indonesia dengan cara yang sangat damai, dengan dialog budaya, dengan komunikasi budaya yang sangat kuat dan unik karena merangkul tradisi.
KEYWORD :Mendikdasmen Abdul Mu`ti Maulid Nabi SAW