
Ilustrasi - orang tua (Foto: Pexels/Shvets)
Jakarta, Jurnas.com - Di usia senja, banyak orang tua yang terlihat tenang secara fisik, namun di dalam hatinya masih bergelora seperti anak muda. Islam memandang hal ini sebagai fenomena yang tidak selalu membawa kebaikan.
Dalam pandangan Islam, usia yang menua tidak serta-merta membuat hati manusia ikut menua. Justru, ada dua perkara yang membuat hati tetap muda—namun bukan dalam arti positif. Keduanya adalah: cinta dunia dan panjang angan-angan.
Dua perkara itu disinggung dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Bukhari, dan Muslim. Dua perkara itulah yang seringkali menjerat hati, bahkan ketika tubuh sudah mulai melemah dan waktu di dunia semakin singkat.
Kecintaan terhadap dunia—termasuk harta, jabatan, dan kenikmatan sementara—bisa membuat seseorang terus merasa ingin memiliki lebih. Tak jarang, hasrat tersebut justru makin kuat di usia tua, saat seharusnya hati mulai terikat pada akhirat.
Namun, godaan dunia memang tak pernah memudar, justru kerap hadir dengan wajah yang lebih halus dan membujuk. Orang tua yang seharusnya menjadi teladan kebijaksanaan bisa terlena bila tidak menjaga hati dari ketamakan yang tersembunyi.
Selain itu, panjang angan-angan juga menjadi ujian tersendiri yang tak kalah berat. Harapan hidup yang seakan tak terbatas membuat banyak orang terus menunda amal, seolah kematian masih jauh dari jangkauan.
Padahal, Islam mengingatkan bahwa ajal bisa datang kapan saja, tanpa memandang usia atau kesiapan. Justru, sikap lalai karena terlalu percaya diri terhadap masa depan menjadi salah satu bentuk kelalaian spiritual.
Fenomena ini kerap membuat seseorang terus menumpuk rencana duniawi, bahkan ketika tubuhnya sudah tak sekuat dulu. Rasa masih ingin meraih ini dan itu membuat hati enggan menunduk pada kenyataan bahwa dunia bukan tempat tinggal abadi.
Dalam konteks ini, "merasa muda" tidak selalu menunjukkan tanda semangat hidup yang sehat, melainkan pertanda bahwa hati belum siap melepaskan dunia. Inilah yang oleh para ulama disebut sebagai penyakit hati yang samar namun menggerus perlahan.
Islam tidak melarang harapan atau kebahagiaan di dunia, namun menekankan agar semua itu tidak membutakan arah hidup. Ketika cinta dunia dan angan-angan terlalu besar, maka pandangan terhadap akhirat menjadi kabur.
Kesadaran ini penting untuk terus ditanamkan, terutama bagi mereka yang telah menapaki usia tua. Sebab bukan tubuh yang menentukan kesiapan menghadapi kematian, melainkan kejernihan hati dalam memilih arah hidup. (*)
Wallahu`alam
KEYWORD :Hati usia manusia Islam Penyakit hati