
Ilustrasi - Indeks Harga Saham Gabungan (Foto: idxchannel)
Jakarta, Jurnas.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis bergerak menguat seiring kebijakan moneter longgar dari bank sentral, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
IHSG dibuka menguat 40,56 poin atau 0,51 persen ke posisi 8.065,74. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,29 poin atau 0,65 persen ke posisi 820,51.
"Kami memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan dan menguji level 8.150,” ujar Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, pada Kamis (18/9) dikutip dari Antara.
Sesi I, IHSG Menguat ke Level 7.980
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan September 2025 memutuskan memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps), sehingga kini berada di level 4,75 persen. Secara kumulatif, hingga September 2025, BI telah memangkas suku bunga acuan sebesar 125 bps sepanjang tahun ini hingga mencapai level terendah sejak Oktober 2022. Penurunan suku bunga sejalan dengan prediksi inflasi dalam kisaran target BI, rupiah yang stabil, serta upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
BI melaporkan pertumbuhan kredit Agustus 2025 sebesar 7,56 persen year on year (yoy) dari 7,03 persen (yoy) pada Juli 2025, merupakan kenaikan pertama setelah selama lima bulan berturut-turut mengalami perlambatan.
Dari kawasan Asia, pelaku pasar mencermati data inflasi Jepang periode Agustus 2025 yang diperkirakan melandai menjadi 2,8 persen (yoy) dari sebelumnya 3,1 persen (yoy) pada Juli 2025.
Di Eropa, Bank of England (BoE) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 4 persen, setelah pada bulan sebelumnya menurunkan suku bunga sebesar 25 bps dari 4,25 persen, atau level terendah sejak Maret 2023.
Sesi I, IHSG Terkoreksi ke Level 7.915
Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4-4,25 persen, penurunan pertama kali pada 2025. The Fed mengindikasikan akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali lagi pada tahun ini. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa langkah ini bukan awal dari siklus penurunan suku bunga yang panjang.
The Fed menyatakan aktivitas ekonomi melambat, dengan penambahan lapangan kerja yang melambat, serta inflasi yang tetap agak tinggi. Pertumbuhan lapangan kerja lebih rendah dan inflasi lebih tinggi bertentangan dengan tujuan ganda The Fed, yaitu harga yang stabil dan lapangan kerja penuh. The Fed juga mengindikasikan akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada tahun 2026, di bawah perkiraan pasar yang sebelumnya sebanyak tiga kali.
Di sisi pasar global, pada perdagangan Rabu (17/9), bursa saham Eropa ditutup variatif: Euro Stoxx 50 stagnan, FTSE 100 Inggris menguat 0,14 persen, DAX Jerman naik 0,13 persen, sementara CAC Prancis melemah 0,40 persen. Di Wall Street, indeks S&P 500 turun 0,1 persen ke 6.600,35, Nasdaq melemah 0,3 persen ke 22.261,33, dan Dow Jones naik 0,6 persen ke 46.018,32.
Bursa regional Asia pagi ini menunjukkan pergerakan positif, antara lain Nikkei naik 439,12 poin atau 0,99 persen ke 45.232, Shanghai menguat 10,76 poin atau 0,28 persen ke 3.887,78, Hang Seng naik 65,61 poin atau 0,20 persen ke 25.971,50, sementara Strait Times melemah 1,41 poin atau 0,03 persen ke 4.321,78.
KEYWORD :IHSG BEI kebijakan moneter bank sentral