Kamis, 18/09/2025 01:03 WIB

Prestasi Klub Jeblok, Pendapatan MU Malah Tembus Rekor

Kendati prestasi klub sedang jeblok, tampaknya tak terlalu berpengaruh dengan pendapatan klub. Di bawah kepemimpinan Sir Jim Ratcliffe, MU malah mencatatkan rekor pendapatan baru.

Bendera Manchester United (Foto: Goal)

London, Jurnas.com - Beberapa musim terakhir menjadi mimpi buruk bagi penggemar Manchester United (MU). Puasa gelar hingga finis di papan tengah klasemen bak hal ganjil apabila melihat menterengnya perjalanan Setan Merah sejauh ini.

Kendati prestasi klub sedang jeblok, tampaknya tak terlalu berpengaruh dengan pendapatan klub. Di bawah kepemimpinan Sir Jim Ratcliffe, MU malah mencatatkan rekor pendapatan baru.

Dikutip dari talkSPORT pada Rabu (17/9), masalah di lapangan tidak menghalangi MU memperoleh pendapatan sebesar 666,5 juta pounds atau Rp14,9 triliun dalam setahun.

Ini adalah pendapatan tahunan tertinggi dalam 147 tahun sejarah klub, meskipun tim Kota Manchester tersebut tidak berkompetisi di Liga Champions musim lalu.

"Menghasilkan pendapatan rekor selama tahun yang penuh tantangan bagi klub menunjukkan ketahanan yang menjadi ciri khas Manchester United. Memasuki musim 2025-2026, kami bekerja keras untuk meningkatkan klub di segala aspek," kata Kepala Eksekutif MU, Omar Berrada.

Sebelumnya, United meraih pendapatan komersial sebesar £333,3 juta berkat dimulainya kesepakatan lima tahun dengan sponsor jersey baru Snapdragon.

Pendapatan hari pertandingan juga naik menjadi £160,3 juta, sebagian berkat pencapaian penjualan tiket dan keanggotaan tertinggi yang pernah ada.

Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) klub merupakan yang tertinggi dibandingkan klub Eropa manapun sejak pandemi Covid-19. Meskipun United mencapai pendapatan rekor, klub masih mengalami kerugian keseluruhan sebesar £33 juta.

Namun, nominal tersebut turun dari £113,2 juta tahun sebelumnya, yang menunjukkan penurunan sebesar 70,8 persen. Setan Merah menghubungkan peningkatan pendapatan dengan kemajuan yang dicapai dalam mengurangi biaya selama 12 bulan terakhir.

Biaya operasional dan karyawan telah berkurang masing-masing sebesar 4,5 dan 14,1 persen. Kebijakan ini disebabkan oleh pengurangan gaji pemain akibat hanya bermain di Liga Europa, bukannya Liga Champions, pada musim lalu.

Peminjaman dan penjualan pemain juga turut memberikan kontribusi terhadap restrukturisasi internal klub. Apalagi, ratusan anggota staf telah diberhentikan oleh MU sejak Ineos mengambil alih operasi sepak bola di Old Trafford.

KEYWORD :

Manchester United Rekor Pendapatan Liga Premier




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :