
Ilustrasi sedang tidur dengan posisi miring ke kanan (Foto: Kampus Production)
Jakarta, Jurnas.com - Selama ini, kualitas tidur sering diukur dari lamanya waktu kita terlelap. Padahal, penelitian terbaru menunjukkan bahwa posisi tubuh saat tidur juga berperan penting terhadap kesehatan, terutama bagi jantung dan sistem pencernaan.
Temuan ini diperkuat oleh riset tim dari Universitas Indonesia yang dipimpin Dr. Daniel Martin Simadibrata. Mereka menganalisis berbagai studi untuk melihat bagaimana posisi tidur berkaitan langsung dengan gejala refluks asam lambung atau GERD.
Menurut hasil meta-analisis tersebut, tidur miring ke kiri terbukti mengurangi paparan asam lambung ke kerongkongan secara signifikan. Posisi ini membuat lambung berada lebih rendah dari kerongkongan sehingga mencegah asam naik ke atas.
Selain itu, tidur di sisi kiri juga mempercepat waktu pembersihan asam dari kerongkongan, dengan perbedaan hingga 82 detik dibanding posisi lain. Efek ini berkorelasi dengan perbaikan gejala GERD saat malam hari.
Namun, posisi ini bukan solusi tunggal bagi semua keluhan pencernaan. Tidur miring ke kiri hanya membantu menurunkan kemungkinan asam lambung bertahan di tempat yang tidak seharusnya.
Karena itu, beberapa studi mulai mengembangkan perangkat yang bisa membantu orang mempertahankan posisi tidur tertentu. Salah satunya adalah alat kecil yang ditempelkan di tubuh dan akan bergetar ringan ketika pengguna tidur dalam posisi yang tidak disarankan.
Dalam uji klinis acak, alat tersebut berhasil mengurangi gejala refluks secara signifikan. Kelompok pengguna alat menghabiskan lebih banyak waktu tidur di sisi kiri dan mencatat lebih sedikit malam dengan keluhan refluks.
Metode ini menjadi solusi non-obat yang efektif, terutama bagi mereka yang ingin menghindari efek samping obat. Alat ini bekerja dengan mengarahkan tubuh tanpa memengaruhi sistem internal.
Di sisi lain, posisi tidur juga memengaruhi kesehatan jantung. Bagi penderita gagal jantung, tidur di sisi kiri bisa terasa menekan karena posisi jantung yang membesar.
Sebuah studi pada 2001 menemukan bahwa pasien dengan kondisi jantung kronis lebih sering tidur di sisi kanan. Posisi ini dinilai membantu menstabilkan sistem saraf otonom yang terganggu akibat penyakit.
Masalah tidur seperti mendengkur dan sleep apnea juga berkaitan dengan posisi. Tidur telentang justru memperparah gangguan pernapasan, yang bisa menambah beban kerja jantung dalam jangka panjang.
Karena itu, bagi sebagian besar orang yang tidak memiliki keluhan jantung, posisi miring ke kiri menjadi pilihan terbaik. Selain mengurangi risiko refluks, posisi ini juga cenderung lebih baik untuk pernapasan.
Namun, dampak tidur terhadap tubuh tidak berhenti di situ. Penelitian lain mengungkap bahwa kualitas tidur turut membentuk komposisi mikrobioma dalam usus.
Tidur pendek atau terganggu bisa meningkatkan jumlah bakteri proinflamasi di dalam saluran cerna. Sebaliknya, tidur yang cukup dan berkualitas berhubungan dengan peningkatan bakteri baik yang mendukung pencernaan.
Kaitan antara pola tidur dan kesehatan usus ini juga diperkuat oleh studi genetik tahun 2023. Hasilnya menunjukkan bahwa durasi dan pola tidur memiliki hubungan sebab-akibat dengan keberagaman mikrobioma di dalam tubuh.
Sementara itu, pekerjaan shift malam juga terbukti memengaruhi sistem pencernaan. Sebuah tinjauan ilmiah terbaru mencatat bahwa pekerja malam berisiko dua kali lebih besar terkena tukak lambung dibanding pekerja siang.
Para peneliti menyarankan agar jadwal kerja lebih konsisten dan waktu makan lebih teratur untuk mengurangi beban pada sistem pencernaan. Saran tersebut dapat dilengkapi dengan kebiasaan tidur sehat di rumah. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Posisi tidur Kesehatan Jantung Sistem pencernaan