
Ilustrasi depresi (foto: Better Help)
Jakarta, Jurnas.com - Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan suasana hati, yang ditandai dengan perasaan sedih mendalam dan hilangnya minat terhadap hal-hal yang biasanya diminati atau digemari. Gangguan ini juga memengaruhi kemampuan seseorang menjalani rutinitas harian yang tampaknya sederhana.
Orang dengan depresi kerap mengalami penurunan energi, motivasi, dan konsentrasi secara drastis. Kondisi ini membuat berbagai aktivitas dasar terasa jauh lebih berat dari biasanya.
Berikut adalah empat kebiasaan yang paling sering dihindari oleh penderita depresi, menurut para ahli kesehatan mental, yang dihimpun Verywellmind.
6 Makanan Sehat untuk Jaga Mental dan Emosi
1. Menjaga Kebersihan Diri
Aktivitas seperti mandi, menyikat gigi, mencuci rambut, atau bahkan mengganti pakaian bisa terasa berat bagi seseorang yang sedang depresi. Bukan karena mereka tidak tahu pentingnya kebersihan, tetapi karena mental dan fisik mereka sudah terlalu lelah untuk melakukannya.
Fenomena ini disebut self-neglect, dan menjadi salah satu gejala paling umum dalam episode depresi berat. Bahkan, banyak penderita merasa tidak pantas atau tidak layak untuk merawat diri mereka sendiri.
2. Bangun dari Tempat Tidur
Rasa lelah yang menyertai depresi bukan sekadar kantuk biasa, tapi kelelahan emosional yang membuat tubuh terasa seperti lumpuh. Untuk bangun dari tempat tidur saja, dibutuhkan dorongan yang kadang tak sanggup dicapai.
Tidur bisa jadi tempat "melarikan diri" dari pikiran negatif atau perasaan hampa. Tapi semakin lama berdiam diri, semakin sulit pula untuk kembali ke rutinitas normal.
3. Rutinitas Pekerjaan Rumah
Kegiatan rumah tangga seperti mencuci piring, menyapu, memasak, atau merapikan kamar sering kali dihindari saat seseorang sedang terjebak dalam depresi. Tugas-tugas ini terasa seperti beban besar yang tidak tahu dari mana harus mulai.
Lingkungan yang berantakan pun bisa memperburuk kondisi mental, namun banyak penderita tidak memiliki energi untuk memperbaikinya. Mereka tahu rumah perlu dibereskan, tapi mentalnya terlalu tumpul untuk bertindak.
4. Fokus pada Pekerjaan atau Sekolah
Bagi banyak orang, depresi membuat otak terasa "kabur" — sulit fokus, mudah terdistraksi, dan tidak bisa menyelesaikan tugas. Pekerjaan yang sebelumnya bisa dikerjakan dalam satu jam, kini bisa tertunda berhari-hari.
Hal ini sering menyebabkan penurunan performa, rasa bersalah, hingga kecemasan sosial. Ironisnya, banyak penderita justru menyalahkan diri sendiri karena dianggap “tidak produktif”, padahal mereka sedang menghadapi masalah medis serius.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapata dikatakan bahawa apa yang tampak sebagai kemalasan, sebenarnya adalah refleksi dari beban mental yang luar biasa. Tanpa pemahaman yang tepat, penderita kerap menerima stigma sosial yang justru memperburuk kondisi.
Dalam menghadapi depresi, penting untuk memberi ruang bagi diri sendiri dan orang lain untuk pulih. Mengenali kebiasaan-kebiasaan yang mulai terabaikan bisa menjadi awal untuk mencari bantuan. (*)
KEYWORD :Depresi Kebiasaan Sehari-hari Suasana hati